4 Ubahan Suzuki Grand Vitara Terbaru, Debut di GJAW 202522 Nov 2025
4 Ubahan Suzuki Grand Vitara Terbaru, Debut di GJAW 202522 Nov 2025
Jakarta, Goodcar.id - Suzuki Grand Vitara minor change 2025 resmi tampil di GAIKINDO Jakarta Auto Week (GJAW) 2025 dengan membawa empat ubahan utama yang langsung menyentuh kebutuhan pengemudi urban: tampilan instrumen yang lebih modern, kenyamanan berkendara yang meningkat, kemudahan operasional, serta pencahayaan kabin yang lebih baik. Suzuki Indonesia menegaskan bahwa pembaruan ini lahir dari masukan konsumen sekaligus strategi memperkuat segmen SUV kompak yang sedang kompetitif.
Dony Ismi Saputra, Deputy of Sales & Marketing Managing Director Suzuki Indonesia, mengatakan bahwa Grand Vitara minor change bertujuan meningkatkan nilai tambah tanpa mengubah DNA utamanya. “Kami ingin memastikan pelanggan merasakan pengalaman berkendara yang lebih fungsional—lebih nyaman, lebih modern, dan tetap efisien,” ujarnya.
1. 7-inch Digital TFT Color MID Baru
Ubahannya dimulai dari instrumen pengemudi. Grand Vitara kini memakai 7-inch Digital TFT Color Multi-Information Display, menggantikan tampilan lama yang lebih sederhana. Layar ini menampilkan informasi berkendara secara lebih jelas, modern, dan interaktif—mulai dari data konsumsi bahan bakar, mode berkendara, hingga informasi pendukung perjalanan.
Dengan visual yang lebih tajam dan layout yang intuitif, pembaruan ini membuat kesan kabin Grand Vitara terasa lebih premium.
2. Ventilated Seat dengan 3 Level Adjustment
Pembaruan paling signifikan ada pada sektor kenyamanan. Bangku depan kini dilengkapi Ventilated Seat dengan tiga tingkat pengaturan, fitur yang sebelumnya tidak tersedia di model Grand Vitara.
Ventilated seat menjadi fitur yang sangat relevan untuk pengguna di kota besar dengan cuaca panas. Pengemudi dapat mengatur tingkat ventilasi sesuai kebutuhan sehingga kabin tetap sejuk, terutama saat mobil diparkir lama di bawah terik matahari.
3. Electronic Parking Brake (EPB) with Hold Function
Kemudahan operasional juga mendapat peningkatan melalui Electronic Parking Brake (EPB) lengkap dengan Auto Hold Function. Fitur ini membuat Grand Vitara semakin praktis saat menghadapi kondisi stop-and-go, kemacetan, maupun saat parkir.
Dengan EPB, pengemudi tidak perlu lagi menarik tuas rem parkir secara manual, sementara Auto Hold membantu menjaga posisi mobil tetap diam tanpa harus menahan pedal rem terus-menerus.
4. LED Interior Lamp yang Lebih Terang
Pembaruan keempat ada pada pencahayaan kabin. Grand Vitara minor change kini menggunakan LED Interior Lamp, membuat area kabin lebih terang dan visibilitas dalam mobil semakin baik. Perubahan sederhana ini justru berdampak langsung terhadap kenyamanan harian, terutama saat mencari barang di malam hari atau ketika masuk ke kabin dalam kondisi gelap.
Masih Mengusung Mesin, Platform, dan Fitur Utama
Meski mengalami penyegaran interior, Suzuki tidak mengubah basis performa Grand Vitara. SUV ini tetap menggunakan mesin K15C 1.500 cc berteknologi SHVS (Smart Hybrid Vehicle by Suzuki) yang mengombinasikan ISG dan baterai lithium-ion.
Platformnya juga tetap sama, dengan ground clearance 210 mm, suspensi MacPherson Strut dan Torsion Beam, serta fitur keselamatan lengkap seperti 6 airbag, ESP, ABS/EBD, Hill Hold Control, dan 360 View Camera. Fitur gaya hidup seperti panoramic sunroof, HUD, wireless charging, dan head unit 9 inci juga tetap dipertahankan.
Harga Resmi Grand Vitara Minor Change
Suzuki memasarkan Grand Vitara minor change dengan harga:
Rp416.000.000 — Single Tone
Rp419.000.000 — Two Tone
(OTR DKI Jakarta)
Harga ini sudah termasuk garansi 8 tahun untuk komponen SHVS.
Dengan MID digital baru, bangku ber-ventilasi, EPB yang lebih praktis, dan lampu kabin LED, Grand Vitara minor change hadir lebih modern dan nyaman tanpa mengubah karakter utamanya sebagai SUV urban yang efisien dan fungsional.
Lihat Selengkapnya
Suzuki Indonesia Resmi Ekspor Perdana Fronx dan Satria, Target 180 Ribu Unit Hingga 202718 Nov 2025
Suzuki Indonesia Resmi Ekspor Perdana Fronx dan Satria, Target 180 Ribu Unit Hingga 202718 Nov 2025
Jakarta, Goodcar.id - PT Suzuki Indomobil Motor (SIM) resmi membuka babak sejarah baru dengan memulai ekspor perdana Suzuki Fronx dan Suzuki Satria secara bersamaan.
Seremoni yang berlangsung di Plant Cikarang, Bekasi, menjadi penegasan posisi Indonesia sebagai basis produksi dan ekspor strategis Suzuki untuk Asia Tenggara.
Momen ini sekaligus menunjukkan bahwa industri otomotif nasional—mulai dari manufaktur hingga rantai pasok—telah berada pada standar global.
Menegaskan Peran Indonesia di Panggung Ekspor Suzuki
President Director PT Suzuki Indomobil Motor – PT Suzuki Indomobil Sales, Minoru Amano, menegaskan bahwa ekspor perdana dua produk ini adalah milestone besar.
Ekspor perdana Fronx dan Satria adalah bukti nyata kesiapan Indonesia bersaing di pasar internasional. Kami memproduksi kendaraan berstandar global dan menyesuaikan regulasi negara tujuan. Langkah ini menegaskan peran Indonesia sebagai basis produksi strategis Suzuki di Asia Tenggara,” ujar Amano, 18 NOvember di Cikarang.
Dukungan Pemerintah juga hadir lewat kehadiran Wakil Menteri Perindustrian RI, Faisol Riza, yang menegaskan kuatnya sinergi regulator–industri. Dorongan ekspor ini penting mengingat kompetisi otomotif dalam negeri semakin ketat, sementara kontribusi sektor manufaktur non-migas terhadap devisa negara terus menjadi perhatian nasional.
Fronx berpotensi menyumbang 30% ekspor mobil Suzuki
Sebagai pemain lama di industri otomotif Indonesia, Suzuki memproyeksikan ekspor dua produknya mampu menjadi penyumbang devisa signifikan. Hingga 2027, Suzuki menargetkan:
Fronx: 30.000 unit
Satria: 50.000 unit
Kalkulasi internal menunjukkan Fronx berpotensi menyumbang 30% ekspor mobil Suzuki, sementara Satria menyumbang sekitar 60% ekspor sepeda motor dalam periode tersebut.
Pada tahap awal, Asia Tenggara menjadi destinasi utama. Fronx diposisikan menjawab tren global SUV kompak, sementara Satria mengisi segmen motor performa yang diminati di beberapa negara.
Kepercayaan Suzuki terhadap kapasitas industri lokal tak muncul tanpa alasan. Fronx dan Satria dirakit dengan komponen lokal tinggi:
TKDN Fronx: ±63%
TKDN Satria: ±82%
Ini menandakan kesiapan lebih dari 800 pemasok lokal yang mendukung ekosistem produksi Suzuki, termasuk 55% di antaranya merupakan investor domestik dan 32% merupakan UMKM.
Amano kembali menegaskan komitmen Suzuki pada investasi dan kualitas produksi:
“Setiap unit yang kami kirim ke pasar global adalah representasi kompetensi industri Indonesia. Ekspor ini memperluas jejak kami sekaligus memberi manfaat ekonomi bagi pemasok lokal, tenaga kerja, dan nasional,”* tambahnya.
Kiprah Ekspor Suzuki: 0,8 Juta Mobil dan 1,5 Juta Motor
Suzuki Indonesia bukan pemain baru dalam ekspor. Sejak 1993, perusahaan ini telah mengirim 800.000+ unit mobil. Selain itu 1,5 juta+ unit sepeda motor ke 100+ negara, mulai Asia, Timur Tengah, Amerika Latin, Oseania, Afrika hingga Eropa.
Pada 2025, Suzuki menargetkan ekspor 40.000 unit mobil dan 30.000 unit sepeda motor dalam format CBU maupun CKD.
Untuk memastikan stabilitas pasokan ekspor, Suzuki mengoperasikan fasilitas manufaktur terintegrasi di Bekas, Plant Cikarang diperuntukan mobil penumpang (termasuk Fronx), Plant Tambun 1 untuk sepeda motor
dan Plant Tambun 2 Mobil niaga.
Hingga kini, Suzuki telah berinvestasi lebih dari Rp22 triliun untuk meningkatkan kapasitas produksi secara menyeluruh—mulai dari pressing, welding, painting, assembling, hingga final inspection. Termasuk produksi mesin, transmisi, dan kursi di fasilitas powertrain dan seat plant.
Model baru seperti Fronx bahkan diproduksi dengan robot modern, termasuk teknologi 3D scanning untuk memastikan presisi body, serta pengujian advance seperti ADAS (Advanced Driving Assistance System).
Suzuki juga menyandang status Authorized Economic Operator (AEO) dari Bea Cukai, tanda bahwa proses bisnisnya memenuhi standar keamanan dan kepatuhan internasional—sebuah nilai tambah bagi kelancaran arus ekspor.
Lihat Selengkapnya
Cara Parkir Paralel Suzuki Fronx di Area Sempit, Biar Mobil Bisa Didorong Aman30 Oct 2025
Cara Parkir Paralel Suzuki Fronx di Area Sempit, Biar Mobil Bisa Didorong Aman30 Oct 2025
Jakarta, Goodcar.id — Bagaimana cara parkir paralel Suzuki Fronx? Buat kamu pengguna Suzuki Fronx, pasti pernah menghadapi situasi yang memaksa mobil harus parkir paralel. Terutama di mal atau perkantoran yang ramai, di mana sering kali kita harus parkir paralel di depan mobil lain.
Dalam kondisi kayak gini, penting banget tahu cara agar mobil kamu bisa didorong tanpa mesin menyal, terutama kalau pemilik mobil di samping mobil, belakang atau depan mau keluar lebih dulu.
Masalahnya, pada mobil matic cukup banyak pengemudi yang cuma melepaskan rem tangan dengan harapan mobil bisa digeser. Padahal, kalau tuas transmisi masih di posisi P (Park), mobil tetap terkunci dan nggak bakal bisa digerakkan sama sekali. Nah, di sinilah fitur shift lock pada Suzuki Fronx jadi penyelamat, supaya mobil bisa dimaju mundurkan secara manual alias didorong.
Kenapa Fitur Shift Lock Penting Saat Parkir Paralel
Shift lock pada dasarnya adalah fitur keamanan yang memungkinkan kamu memindahkan tuas transmisi dari posisi P ke N (Netral) tanpa perlu menyalakan mesin. Ini berguna banget saat parkir paralel, karena mobil bisa digeser pelan-pelan kalau dibutuhkan, misalnya saat kendaraan lain mau keluar. Karena pada mobil modern mobil tidak bisa mati jika tuas masih di posisi N.
Fitur ini juga menjaga komponen transmisi tetap aman, dibanding kamu maksa dorong mobil yang masih terkunci di posisi Park.
Langkah-Langkah Membuat Suzuki Fronx Bisa Didorong Saat Parkir
Nah, berikut Cara Parkir Paralel Suzuki Fronx yang benar supaya mobil kamu bisa digeser dengan aman:
Buka kunci mobil dengan remote.
Pastikan sistem keamanan sudah terbuka agar semua mekanisme bisa berfungsi.
Cari cover kecil di sekitar tuas transmisi.
Biasanya ada kotak kecil berpenutup di dekat tuas. Buka cover ini menggunakan kuku atau ujung kunci mobil.
Colokkan ujung kunci ke dalam lubang kecil tersebut.
Dorong perlahan sampai terasa menekan sesuatu di dalamnya — itu adalah tombol pengunci shift lock.
Sambil menekan tombol itu, geser tuas transmisi dari P ke N.
Sekarang mobil kamu sudah berada di posisi netral, artinya bisa digeser atau didorong tanpa harus menyalakan mesin.
Jangan lupa, pastikan rem tangan dalam posisi lepas.
Ini penting banget biar mobil nggak terkunci roda belakangnya.
Tips Tambahan Biar Aman
Saat parkir paralel, pastikan roda mobil kamu lurus, bukan miring ke arah trotoar atau pembatas. Ini memudahkan saat mobil digeser.
Kalau parkiran agak miring, gunakan ganjal kecil di roda depan atau belakang sebagai pengaman tambahan.
Kamu juga bisa tinggalkan nomor HP kecil di dashboard, biar orang lain bisa menghubungi kamu kalau mobil perlu dipindahkan.
Pada dasarnya poarkir paralel di mal atau perkantoran memang butuh trik khusus, apalagi buat mobil modern seperti Suzuki Fronx yang transmisinya otomatis. Cukup tahu cara mengaktifkan shift lock dan memindahkan transmisi ke posisi netral, kamu sudah membantu pengendara lain — sekaligus mencegah transmisi mobil kamu dari kerusakan karena didorong paksa.
Dengan langkah sederhana ini, Suzuki Fronx kamu tetap aman, sopan, dan siap diandalkan di segala situasi parkir.
Lihat Selengkapnya
Cara Cek Odometer Asli atau Palsu, Biar Nggak Ketipu Mobil Bekas27 Oct 2025
Cara Cek Odometer Asli atau Palsu, Biar Nggak Ketipu Mobil Bekas27 Oct 2025
Jakarta, Goodcar.id — Buat kamu yang lagi berburu mobil bekas, hati-hati sama yang satu ini: odometer palsu. Banyak mobil bekas tampil mulus dan kilometer rendah, padahal bisa jadi angkanya sudah “dipoles” biar kelihatan masih muda. Fenomena ini umum banget di pasar mobil bekas, dan kalau kamu nggak jeli, bisa rugi besar di kemudian hari.
Odometer bukan cuma angka pajangan. Ia adalah “riwayat hidup” mobil — seberapa sering dia dipakai, seberapa capek mesinnya, sampai bisa jadi indikator harga yang wajar. Bagi banyak pembeli, kilometer rendah sering dianggap jaminan mobil masih sehat. Padahal, kalau angka itu hasil manipulasi, kamu bisa dapat mobil yang sebenarnya sudah lelah tapi kelihatan “fresh”.
Nah, biar nggak ketipu, berikut cara cek odometer asli atau palsu yang bisa kamu lakukan sendiri sebelum transaksi.
1. Cek Konsistensi dengan Kondisi Fisik Mobil
Langkah paling dasar tapi penting banget: cocokkan angka odometer dengan kondisi fisik mobil.
Kalau odometer menunjukkan 40.000 km tapi setir, pedal, dan jok sudah aus, itu tanda mencurigakan. Mobil yang jarang dipakai biasanya masih punya tekstur kulit setir yang mulus, pedal rem belum aus, dan jok belum kempis.
Perhatikan juga tombol AC, tuas transmisi, dan karpet. Semua bagian ini bisa jadi “bukti kecil” seberapa sering mobil digunakan.
Pada dasarnya makin sering dipakai, makin banyak bagian interior yang aus secara alami. Kalau fisiknya nggak sejalan dengan angka, bisa jadi odometer sudah “dipermak”.
2. Lihat Riwayat Servis di Buku Servis atau Aplikasi
Mobil yang diservis rutin di bengkel resmi pasti punya catatan kilometer di setiap kunjungan.
Cocokkan angka odometer sekarang dengan data terakhir di buku servis. Misalnya, servis terakhir tertulis 90.000 km, tapi sekarang hanya 45.000 km? Sudah jelas ada yang janggal.
Beberapa merek besar seperti Toyota, Honda, Wuling, Hyundai, atau Suzuki juga mencatat riwayat servis lewat aplikasi resmi atau dealer network. Kamu bisa minta print-out atau screenshot riwayat servis untuk verifikasi.
Kalau mobilnya jarang masuk bengkel resmi, coba tanya bengkel langganan pemilik lama — siapa tahu mereka punya catatan digital. Riwayat servis adalah bukti paling kuat untuk menilai keaslian odometer.
3. Perhatikan Panel Instrumen dan Baut-Baut di Sekitarnya
Odometer digital memang terlihat modern, tapi juga bisa dimanipulasi dengan alat scanner.
Lihat baik-baik tampilan angka: apakah font-nya seragam, pencahayaan stabil, dan posisinya sejajar? Kadang setelah dimodifikasi, tampilannya sedikit berbeda.
Untuk mobil analog, cek apakah ada goresan halus di kaca panel, atau baut yang sudah aus di sekitar speedometer. Itu bisa jadi tanda kalau odometer pernah dibuka.
Kalau kamu melihat bekas congkel di dashboard, lebih baik mundur perlahan — mobilnya kemungkinan sudah diutak-atik.
4. Cek di Bengkel Independen atau dengan Alat Scanner
Kalau masih ragu, bawa mobil ke bengkel tepercaya. Bengkel modern bisa pakai alat OBD (On Board Diagnostic) untuk membaca data ECU (Electronic Control Unit).
Menariknya, data di ECU sering masih menyimpan jarak tempuh asli, walau odometer di dashboard sudah diubah.
Buat kamu yang akrab denga teknologi, ada beberapa aplikasi seperti Carly, Car Scanner, atau BlueDriver yang bisa membaca data ECU lewat dongle OBD2. Cukup colok ke port OBD mobil, lalu sambungkan ke ponsel lewat Bluetooth. Praktis banget buat cek mandiri sebelum beli.
5. Gunakan Logika
Logika sederhana juga bisa jadi alat deteksi. Bandingkan usia mobil dengan jarak tempuhnya.
Mobil tahun 2018 tapi baru 20.000 km berarti rata-rata cuma jalan 3.000 km per tahun — angka yang terlalu kecil untuk mobil harian.
Biasanya, mobil pribadi di Indonesia menempuh 10.000–15.000 km per tahun. Jadi kalau jaraknya jauh di bawah itu, wajib curiga.
Kalau penjual bilang “mobil jarang dipakai, cuma buat ke mal”, boleh aja percaya — tapi tetap skeptis dan minta bukti servis rutin yang konsisten.
6. Minta Data Inspeksi Independen
Kalau kamu beli mobil dari platform terpercaya seperti Goodcar.id (👀), pastikan minta laporan inspeksi independen.
Laporan semacam ini mencakup kondisi mesin, transmisi, interior, hingga estimasi jarak tempuh realistis berdasarkan keausan komponen.
Lebih aman lagi kalau ada foto odometer tiap servis, biar bisa dilacak kronologinya.
Ingat, penjual yang transparan nggak akan keberatan nunjukin data inspeksi dan bukti servis — justru yang ngeles-ngeles biasanya punya sesuatu yang disembunyikan.
7. Waspadai Harga Terlalu Murah untuk Kilometer Rendah
Harga juga bisa jadi alarm penting. Kadang mobil dengan kilometer super rendah dijual dengan harga yang terlalu miring.
Jangan buru-buru tergoda — bisa jadi odometer-nya sudah “dipermak” supaya lebih menarik.
Harga yang realistis justru mencerminkan kejujuran penjual. Kalau mobilnya terlihat terlalu “sempurna” tapi harganya jomplang dari pasar, lebih baik cari alternatif lain.
8. Gunakan Jasa Inspeksi
Buat pembeli yang nggak mau repot, sekarang banyak layanan inspeksi profesional yang bisa datang langsung ke lokasi. Mereka akan cek mulai dari angka odometer, riwayat servis, sampai kondisi sasis dan kaki-kaki.
Laporan hasil inspeksi bisa jadi bahan negosiasi juga. Jadi kalau ketahuan odometer dipalsukan, kamu bisa mundur tanpa buang waktu. Kalau kamu beli mobil bekas di platform Goodcar.id, tentunya semua mobil sudah lolos jasa inspeksi. Jadi sebagai konsumen tidak khawatir dapat mobil bekas yang tidak berkualitas.
Lihat Selengkapnya
Goodfriends bisa bertanya lebih jauh tentang ketersediaan unit, promo & benefit menarik, negosiasi harga ataupun simulasi kredit yang sesuai dengan kebutuhan Anda.