Beranda / Mobil Baru / Katalog / KIA Seltos

KIA Seltos

Rp 425 Juta - Rp 525 Juta
Kapasitas Mesin
1,497 CC
Mesin
1.5L Petrol Engine, 4 Cylinder 16 Valve DOHC
Roda Penggerak
FWD
Jenis Bahan Bakar
Bensin
Pintu
5
Tempat Duduk
5
Foto Interior
Foto Eksterior
Pilihan Warna
Ciptakan gayamu dengan berbagai pilihan warna
4 Pilihan Warna
Glacier White Pearl
Sparkling Silver
Aurora Black Pearl
Gravity Grey
Tipe Kendaraan
KIA Seltos 1.5 MPi
Rp 425 Juta
Dapatkan Ekslusif Promo
KIA Seltos 1.5 T-GDi
Rp 525 Juta
Dapatkan Ekslusif Promo
KIA Seltos 1.4 T-GDi
Rp 446 Juta
Dapatkan Ekslusif Promo
Fitur Kendaraan
KIA Seltos 1.5 MPi
KIA Seltos 1.5 T-GDi
KIA Seltos 1.4 T-GDi
Kapasitas Mesin
1,497 CC
Jenis Bahan Bakar
Bensin
Mesin
1.5L Petrol Engine, 4 Cylinder 16 Valve DOHC
Pintu
5
Roda Penggerak
FWD
Tempat Duduk
5
Power Steering
USB
Engine On
Camera Back
Parking Sensor
Bluetooth
ABS EBD
Airbag
Alarm
Immobilizer
Overhead Airbag
Side Airbag
Blind Spot Monitor
Collision Avoidance System
Stability Control
Brake Assist
Tire Pressure Monitor
Child Safety Lock
Emergency Stop Signal
Isofix Child Seat
Central Lock
Power Door Lock
Cruise Control
Headup Display
Navigation
Reading Lamp
Stereo Am Fm
Wireless Charger
Apple Carplay
Android Auto
Touch Screen
Rear Ac
Electric Seat Adjust
Sunroof
Headrest Adjust
Wiper Auto
Led Daytime
Electric Foldable Mirror
Seat Belt Warning
Hands Free Communication
Welcome Light
Lihat Semua

KIA SELTOS
Artikel Terkait
Lihat Semua
5 Perbedaan Honda HR-V RS e:HEV dan Modulo, Fitur, Desain, hingga Selisih Harga
12 Jun 2025
5 Perbedaan Honda HR-V RS e:HEV dan Modulo, Fitur, Desain, hingga Selisih Harga 12 Jun 2025 Jakarta, Goodcar.id – PT Honda Prospect Motor (HPM) resmi meluncurkan New Honda HR-V RS e:HEV pada Selasa, 10 Juni 2025. Ini merupakan varian hybrid pertama dalam lini HR-V yang dirakit secara lokal di Karawang, Jawa Barat. Kehadirannya menambah jajaran elektrifikasi Honda di Indonesia, menyusul Civic RS e:HEV dan CR-V RS e:HEV yang sudah lebih dulu meluncur. Dari lima varian yang ditawarkan untuk HR-V 2025, dua di antaranya adalah HR-V RS e:HEV sebagai varian tertinggi dan HR-V e:HEV Modulo yang berada satu tingkat di bawahnya. Keduanya sama-sama mengusung teknologi hybrid dua motor, namun berbeda dalam fitur, desain, hingga harga. Berikut perbedaan lengkapnya: 1. Harga dan Posisi Varian Honda HR-V RS e:HEV diposisikan sebagai varian paling lengkap dan premium dengan harga Rp 488 juta (OTR Jakarta). Sementara varian HR-V e:HEV Modulo dijual seharga Rp 460,7 juta, atau lebih murah sekitar Rp 27,3 juta. Selisih ini mencerminkan perbedaan fitur kabin, sistem kelistrikan, serta paket desain eksterior. 2. RS Lebih Sporty, Modulo Stylish dengan Body Kit Dari luar, perbedaan paling mencolok ada pada warna khusus merah yang eksklusif di varian RS, sedangkan varian Modulo hadir dengan pilihan warna standar tanpa opsi merah. Gril depan pada RS memiliki aksen gelap dengan sentuhan lebih agresif, berbeda dari tampilan Modulo yang cenderung lebih elegan dengan tambahan body kit Modulo khas yang menempel di bumper dan side skirt. Varian RS juga dibekali panoramic roof yang absen di varian Modulo. 3. Jok full leather pada HR-V Hybrid RS Masuk ke dalam kabin, perbedaan terasa pada material dan fitur. HR-V RS e:HEV dibekali jok full leather Shift Knob Leather, sementara Modulo hanya menggunakan kombinasi bahan fabric dan kulit sintetis. Jok pengemudi pada RS sudah dilengkapi electric seat 8 arah, fitur yang tidak tersedia di Modulo. Spion tengah auto dimming juga hanya tersedia di RS, memberikan visibilitas lebih nyaman di malam hari. Selain itu, hanya varian RS yang sudha menggunakan Auto Dimming Rear View Mirror. 4. Wiper Otomatis Perbedaan fitur juga terlihat pada wiper otomatis yang hanya tersedia di varian RS. Demikian pula dengan Reverse Auto Tilt pada spion samping, yang membantu saat parkir mundur—fitur ini juga eksklusif untuk varian tertinggi. Sistem infotainment layar sentuh 8 inci, konektivitas Apple CarPlay dan Android Auto nirkabel, serta Wireless Charger sudah hadir di kedua varian. Namun, hanya RS yang memiliki tambahan port USB-C di baris kedua, menjadikannya lebih ideal untuk pengguna aktif dan keluarga. 5. Airbag 6 Titik Hanya HR-V RS Jumlah airbag enam unit dan kamera mundur multi-view juga menjadi standar Honda HR-V Hybrid RS. Sedangkan pada unit Honda HR-V Hybrid Modulo hanya 4 titik airbag. Performa Sama Secara teknis, kedua varian mengusung sistem hybrid e:HEV yang identik. Mesin 1.5L DOHC i-VTEC Atkinson Cycle menghasilkan 106 PS dan 127 Nm, dipadukan dengan motor listrik bertenaga 131 PS dan torsi 253 Nm. Kinerja keduanya dikendalikan oleh PCU (Power Control Unit) dan baterai lithium-ion, yang memungkinkan mobil bekerja dalam tiga mode otomatis: EV Drive, Hybrid Drive, dan Engine Drive. Dalam kondisi harian di kota, mobil lebih sering beroperasi dengan tenaga listrik untuk efisiensi optimal. Konektivitas Baik RS maupun Modulo dibekali Honda SENSING™ yang mencakup: Adaptive Cruise Control Lane Keeping Assist System Collision Mitigation Braking System Auto High Beam Lead Car Departure Notification Keduanya sama-sama dibekali Honda CONNECT, aplikasi yang memungkinkan pemilik memantau kondisi mobil secara real time, menghidupkan mesin dari jauh, dan mengatur zona keamanan. Jika kamu menginginkan fitur paling lengkap, kenyamanan premium, dan nuansa sporty khas RS, maka HR-V RS e:HEV layak dipilih meskipun dengan harga lebih tinggi. Namun, bila lebih mementingkan tampilan agresif dengan sentuhan Modulo dan ingin menghemat Rp 27 jutaan, varian e:HEV Modulo bisa jadi pilihan rasional tanpa mengorbankan teknologi hybrid Honda. Keduanya tetap mengusung platform dan teknologi penggerak yang sama. Jadi tinggal pilih: fitur lengkap dan premium di RS, atau tampilan gaya Modulo dengan harga lebih ramah. Lihat Selengkapnya
Trump Jual Tesla Model S Usai Berseteru dengan Elon Musk, Saham Terjun Bebas
09 Jun 2025
Trump Jual Tesla Model S Usai Berseteru dengan Elon Musk, Saham Terjun Bebas 09 Jun 2025 Jakarta, Goodcar.id - Presiden Amerika Serikat ke-45, Donald J. Trump, kembali jadi sorotan. Kali ini bukan karena kampanye politiknya, melainkan keputusan mengejutkan untuk menjual mobil listrik Tesla miliknya. Langkah ini diumumkan tak lama setelah perseteruannya dengan sang CEO Tesla, Elon Musk, kian memanas di ruang publik. Trump secara terbuka menyatakan bahwa dirinya sudah “cukup dengan Tesla.” Dalam unggahan di media sosial, Trump mengungkapkan bahwa kendaraan listrik tersebut tak lagi merepresentasikan pilihannya. Ia mempertimbangkan untuk menjual atau bahkan menyumbangkan mobil tersebut. Pernyataan Trump dikonfirmasi oleh pejabat senior Gedung Putih saat diwawancara oleh CNBC International. "Ya, dia sedang memikirkannya," ujar pejabat tersebut singkat. Tesla Model S merah milik Trump bukan mobil sembarangan. Sedan listrik premium ini dibeli Trump pada Maret 2025 sebagai bentuk dukungan terhadap Elon Musk, yang saat itu disebut-sebut sebagai salah satu penyokong penting kampanye politiknya. Bahkan, Trump sempat mengubah Gedung Putih menjadi semacam ruang pamer Tesla. Ia memuji kendaraan tersebut sebagai "produk hebat" dan menggunakannya sebagai simbol kemitraan teknologi dan politik. Mobil itu juga tampil dalam sejumlah promosi kampanye, termasuk saat Sekretaris Pers Trump, Karoline Leavitt, dan penasihat Margo Martin berpose di dalamnya. Namun, hubungan mesra itu berubah drastis dalam waktu singkat. Setelah konflik terbuka dengan Musk—yang menyoroti proses legislasi dan menyindir anggaran besar yang diajukan kongres—Trump balik menyerang. Ia menyebut Musk sebagai “gila” dan bahkan mengancam akan membatalkan kontrak federal dengan perusahaan-perusahaan milik Musk. Saham Tesla Ikut Babak Belur Efek domino dari konflik ini tak hanya berhenti pada pencitraan publik. Saham Tesla ikut terguncang. Sepanjang sepekan terakhir, nilai pasar Tesla menyusut drastis sebesar 152 miliar dolar AS—setara Rp 2.400 triliun—membuat kapitalisasi pasarnya jatuh di bawah ambang 1 triliun dolar AS. Pada Jumat, 6 Juni 2025, saham Tesla memang sempat rebound 5 persen karena dorongan sentimen investor. Namun secara tahunan, saham Tesla masih tercatat turun sekitar 21 persen. Jika dihitung secara mingguan, kerugian mencapai 18 persen—menjadi salah satu yang terbesar dalam sejarah indeks, menurut data dari Bloomberg. Meski Trump belum resmi melepas mobil Tesla tersebut, tanda-tanda keputusannya kian nyata. Hingga Jumat pagi, 6 Juni, mobil berwarna merah itu masih terparkir di halaman Gedung Putih. Namun banyak yang menduga, nasib Model S itu hanya tinggal menunggu waktu. Trump yang sebelumnya menjadikan Tesla sebagai simbol kampanye dan kemajuan teknologi, kini menjadikan mobil yang sama sebagai simbol perpisahan dengan sosok Elon Musk. Lihat Selengkapnya
Skandal Penjualan Mobil Tak Laku di China, Dimanipulasi agar Terlihat Laris
04 Jun 2025
Skandal Penjualan Mobil Tak Laku di China, Dimanipulasi agar Terlihat Laris 04 Jun 2025 Jakarta, Goodcar.id - Industri otomotif China tengah disorot tajam menyusul terbongkarnya praktik curang yang melibatkan ribuan unit kendaraan. Mobil-mobil yang sejatinya belum pernah digunakan, kini dijual sebagai mobil bekas lewat strategi manipulatif yang dikenal sebagai “zero-kilometre used car”. Dalam skema ini, mobil baru yang tak kunjung terjual diregistrasi sebagai kendaraan bekas oleh diler atau pihak ketiga yang terafiliasi. Secara administratif, unit tersebut tercatat telah “terjual”, meski odometernya nyaris nol. Selanjutnya, mobil kembali dipasarkan ke publik sebagai mobil bekas dengan diskon besar. Tujuannya yaitu mengerek angka penjualan pabrikan agar terlihat laris-manis di atas kertas. Skema ini bukan kesalahan prosedural, melainkan strategi sistematis yang dijalankan untuk mendongkrak pencapaian target distribusi. Beberapa analis menyebut praktik ini sebagai bentuk channel stuffing, memasukkan produk ke rantai distribusi agar penjualan terlihat tinggi. Dampaknya tidak main-main. Konsumen sering kali tidak sadar bahwa unit yang mereka beli sebenarnya sudah didaftarkan lebih dulu atas nama entitas lain. Hal ini membuat masa garansi kendaraan terpotong, atau bahkan sudah berjalan sejak registrasi pertama, bukan saat pembeli membawa pulang mobil. Mengutip laman Carnewschina, disebutkan bahkan beberapa mobil nol kilometer dilaporkan masih memiliki tanggungan cicilan atau status kepemilikan yang tidak transparan. Risiko hukum dan finansial bisa menjerat pembeli yang tak hati-hati. Penyebab utama munculnya praktik ini adalah overkapasitas produksi. Data terbaru mencatat ada lebih dari 3,5 juta unit stok mobil penumpang di seluruh China per April 2025. Sebagian pabrikan besar bahkan hanya mengoperasikan lini produksinya di bawah 50% kapasitas optimal. Dalam kondisi seperti ini, banyak produsen terjebak pada strategi jangka pendek. Harga ditekan habis-habisan, diskon digelontorkan besar-besaran, dan akhirnya—angka penjualan dimanipulasi agar terlihat sehat di mata investor dan pasar. Model seperti BYD Qin L menjadi salah satu korban. Harga mobil ini di pasar mobil bekas anjlok hingga 40% di bawah harga resmi, menimbulkan efek domino terhadap brand lain dan memperparah kekacauan harga di pasar. Pemerintah China Turun Tangan Tingginya eskalasi kasus memaksa Kementerian Perdagangan China turun tangan. Pada 27 Mei lalu, otoritas mengumpulkan sejumlah pemain besar seperti BYD, Dongfeng, dan platform mobil bekas Guazi untuk membahas solusi jangka panjang. Regulasi ketat dan transparansi transaksi menjadi dua isu utama. Pemerintah disebut tengah menyusun mekanisme pengawasan serupa dengan praktik SEC (Securities and Exchange Commission) di Amerika Serikat dalam mengawasi laporan keuangan dan distribusi. Sejumlah tokoh industri, seperti Chairman Great Wall Motor, Wei Jianjun, mengkritik keras praktik ini. Ia menyebutnya sebagai "jalan pintas yang merusak", karena tidak hanya menipu publik tapi juga menghancurkan nilai merek secara perlahan. “Kalau hanya mengejar angka, lalu kehilangan kepercayaan publik, pada akhirnya industri ini akan tumbang dari dalam,” kata Wei. Mobil Tidak Laku China Dibuang ke Indonesia? Yang menjadi pertanyaan besar sekarang ke mana lagi perginya mobil-mobil China yang tak laku itu? Dengan stok jutaan unit dan tekanan ekspor yang makin besar, pasar luar negeri tentu jadi pelampiasan logis. Indonesia dengan pertumbuhan pasar otomotif yang menggeliat dan tren konsumen yang kian tergiur mobil murah fitur lengkap—bisa jadi sasaran empuk. Apalagi, sejumlah merek asal China kini masif ekspansi di Indonesia, menawarkan harga kompetitif, cicilan ringan, dan unit-unit "siap kirim". Bisa saja, sebagian dari mobil-mobil itu adalah produk yang sebenarnya tak laku di negeri asalnya. Misal sebagai informasi, mengutip laporan Carnewschina yang dirilis 19 Mei 2025 dan dimuat oleh VIVA.co.id, data penjualan retail mobil penumpang di China pada April 2025 mencapai 1,755 juta unit. Dari angka tersebut, model berbasis BEV (Battery Electric Vehicle) dan hybrid memang mencatat pertumbuhan tinggi, namun tidak satupun dari jajaran mobil listrik BYD yang dijual di Indonesia termasuk Sealion 7 masuk ke dalam 10 besar penjualan. Sebaliknya, model-model yang mendominasi segmen sedan dan hatchback adalah Geely Geome Xingyuan (36.119 unit), BYD Seagull (34.005 unit), dan BYD Qin Plus (25.557 unit). Untuk kategori SUV, posisi teratas ditempati Geely Xingyue L (23.658 unit), diikuti oleh BYD Song Plus (20.668 unit) dan Song Pro (14.263 unit). Dolphin, Atto 3, dan Sealion 7 tak muncul di daftar 10 besar, menandakan penjualannya di pasar China masih belum signifikan. Fenomena ini terjadi saat BYD dan sejumlah merek asal China tengah agresif memperluas pasar ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Mereka hadir dengan tawaran harga kompetitif, program cicilan ringan, dan unit “siap kirim”. Namun, kecepatan ekspansi ini justru menimbulkan kekhawatiran, apakah sebagian besar produk itu merupakan unit yang tidak terserap di pasar lokal lalu dialihkan ke pasar luar negeri? Regulasi dan pengawasan ketat dari pemerintah menjadi kunci. Apalagi tren kendaraan listrik semakin diminati, dan Indonesia tak boleh menjadi tempat buangan mobil yang tidak laku hanya karena daya beli masyarakat dianggap masih bisa dikompromi. Lihat Selengkapnya
5 Alasan BYD Kalah Sengketa Merek Denza di Indonesia, Ini Kata Hakim dan Respon Pabrikan
03 Jun 2025
5 Alasan BYD Kalah Sengketa Merek Denza di Indonesia, Ini Kata Hakim dan Respon Pabrikan 03 Jun 2025 Jakarta, Goodcar.id – Perusahaan otomotif asal Tiongkok, BYD (Build Your Dreams), kalah sengketa merek Denza di Indonesia. Pengadilan Negeri Jakarta Pusat secara resmi menolak seluruh gugatan yang diajukan BYD terhadap PT Worcas Nusantara Abadi. Putusan ini tercatat dalam perkara No. 71/Pdt.Sus-HKI/Merek/2024/PN Niaga Jkt.Pst. BYD kalah sengketa karena tidak berhasil meyakinkan majelis hakim bahwa pendaftaran merek Denza oleh PT Worcas dilakukan dengan itikad buruk atau melanggar hak atas merek yang sudah dikenal. Berikut lima alasan utama yang tercantum dalam salinan putusan dan dokumen resmi Mahkamah Agung mengenai kenapa BYD kalah sengketa merek Denza di Indonesia. 1. Tidak Ada Perlindungan Otomatis atas Merek Asing Salah satu alasan BYD kalah sengketa adalah karena merek Denza belum terdaftar secara resmi di Indonesia saat PT Worcas mengajukan permohonan pendaftaran. Dalam putusan Mahkamah Agung tertulis: “Pendaftaran merek di berbagai yurisdiksi asing tidak secara otomatis membuat suatu merek dianggap dikenal, diakui, atau mendapat perlindungan hukum di Indonesia.” Hakim menegaskan bahwa sistem hukum merek di Indonesia menganut prinsip teritorialitas, di mana perlindungan hanya berlaku di negara tempat merek tersebut didaftarkan. 2. Tuduhan Itikad Buruk Tidak Terbukti Majelis hakim menyatakan bahwa tuduhan BYD mengenai pendaftaran merek Denza oleh PT Worcas dengan itikad buruk tidak berdasar. Hal ini turut menjadi alasan BYD kalah sengketa di pengadilan. Bunyi putusan menyatakan dari website resmi Mahkamah Agung: “Dalil yang diajukan oleh Penggugat mengenai adanya itikad buruk dalam pendaftaran Merek Perkara DENZA oleh Tergugat adalah tidak benar adanya.” Majelis juga menambahkan: “Pendaftaran Merek DENZA yang dilakukan oleh Tergugat tidak dilakukan dengan niat untuk menghambat atau merugikan kepentingan bisnis Penggugat.” 3. Gugatan Dialamatkan ke Pihak yang Tidak Lagi Relevan Saat gugatan diajukan, PT Worcas Nusantara Abadi sudah tidak lagi memiliki hak atas merek Denza. Hak tersebut telah dialihkan kepada PT Raden Reza Adi sejak 28 Agustus 2024. Majelis menyebut kondisi ini sebagai kesalahan prosedural, dan menjadi salah satu alasan BYD kalah sengketa: “Tergugat tidak lagi memiliki kepemilikan atau keterkaitan hukum terhadap Merek Perkara DENZA, sehingga gugatan yang diajukan kepada Tergugat jelas merupakan kesalahan dalam menentukan pihak yang seharusnya bertanggung jawab (Error in Persona).” 4. Tidak Ada Bukti Pemakaian Denza di Indonesia Sebelum Didaftarkan Dalam proses persidangan, BYD tidak dapat menunjukkan bukti bahwa merek Denza telah digunakan atau dikenal di Indonesia sebelum tanggal pendaftaran oleh PT Worcas pada 3 Juli 2023. Majelis hakim menyatakan bahwa ketiadaan bukti pemakaian di Indonesia menjadi faktor utama mengapa BYD kalah sengketa atas dasar klaim prioritas penggunaan. 5. Tidak Menyusun Strategi Pendaftaran Merek di Dalam Negeri Putusan menyebutkan bahwa sistem hukum Indonesia hanya mengakui merek yang didaftarkan secara sah di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI). Oleh karena itu, merek global tetap wajib mendaftar di Indonesia untuk mendapatkan perlindungan. Majelis menegaskan: “Hal ini sejalan dengan prinsip teritorialitas dalam hukum merek, yang mengatur bahwa perlindungan suatu merek hanya berlaku dalam batas wilayah negara tempat merek tersebut didaftarkan.” Karena tidak memiliki pendaftaran resmi di Indonesia saat pengajuan gugatan, BYD kalah sengketa atas dasar lemahnya posisi legal secara teritorial. Tanggapan Resmi dari Pihak BYD Indonesia Menanggapi putusan tersebut, Head of Marketing, PR & Government Relations BYD Indonesia, Luther Panjaitan, menyatakan bahwa pihaknya menerima hasil persidangan, namun belum memutuskan langkah selanjutnya. Kepada media Luther mengatakan, “BYD menghormati keputusan dan ketetapan hukum Pengadilan di Indonesia.” “Namun, perkara ini belum sepenuhnya selesai karena pihak yang digugat telah memindahkan hak kepemilikannya ke pihak lain. Oleh karenanya, kami sedang kaji kembali secara internal,” katanya. Dengan demikian, meskipun BYD kalah sengketa pada tahap ini, belum ada konfirmasi resmi apakah BYD akan melanjutkan gugatan terhadap pemilik merek Denza yang baru. Lihat Selengkapnya

TANYA LEBIH JAUH TENTANG UNIT

Goodfriends bisa bertanya lebih jauh tentang ketersediaan unit, promo & benefit menarik, negosiasi harga ataupun simulasi kredit yang sesuai dengan kebutuhan Anda.