Spesifikasi Honda Step WGN HEV, Siap Bersaing Dengan Hybrid China di GIIAS 202508 Jul 2025
Spesifikasi Honda Step WGN HEV, Siap Bersaing Dengan Hybrid China di GIIAS 202508 Jul 2025
Jakarta, Goodcar.id – PT Honda Prospect Motor (HPM) akan memperkenalkan Honda Step WGN e:HEV di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025. Upper MPV ini membawa teknologi hybrid terbaru yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan keluarga modern di Indonesia. Menariknya, model ini digadang-gadang akan jadi penantang serius mobil China di segmen MPV elektrifikasi, dengan banderol harga yang masih dalam jangkauan.
Meskipun spesifikasi lengkap untuk pasar lokal belum dirilis, sejumlah bocoran dan data versi Jepang memberikan gambaran bahwa Step WGN adalah kombinasi antara efisiensi, kenyamanan, dan teknologi canggih.
Dalam sebuah sesi diskusi media di kawasan Sunter, Jakarta Utara, bulan lalu, Yusak Billy, Sales & Marketing and After Sales Director PT HPM, secara terbuka menyampaikan bahwa Honda tengah bersiap merilis Step WGN ke pasar Tanah Air.
“Penerimaannya baik banget dan semakin serius untuk kemudian diluncurkan sesegera mungkin,” kata Billy.
Saat ditanya soal banderol harga, Billy mengungkapkan bahwa survei konsumen menginginkan mobil ini dibanderol di bawah Rp700 juta.
Dengan harga segitu, Step WGN e:HEV akan berada di antara MPV hybrid asal Jepang dan rival-rival hybrid dari China seperti Wuling New Almaz Hybrid atau Chery Tiggo 8 Pro e+.
Desain Fungsional Khas MPV Jepang
Secara desain, Step WGN mengusung siluet boxy yang khas. Dimensinya panjang dan tinggi, dengan garis desain bersih dan minimalis. Konsep ini bertujuan memaksimalkan ruang kabin serta aksesibilitas, termasuk pintu geser elektrik untuk kenyamanan penumpang baris kedua dan ketiga.
Bocoran teaser yang pernah ditampilkan HPM menunjukkan siluet mobil dengan proporsi panjang khas Step WGN, memperkuat dugaan bahwa model yang akan diluncurkan memang MPV 7-seater ini.
Honda Step WGN e:HEV kemungkinan besar akan dibekali dengan sistem hybrid 2.0L e:HEV i-MMD seperti versi Jepang. Sistem ini menggunakan dua motor listrik – satu sebagai generator dan satu sebagai penggerak utama – yang bekerja bersama mesin bensin 4-silinder 2.0L.
Sistem ini memungkinkan perpindahan mode berkendara otomatis antara EV Mode (murni listrik), Hybrid Mode (gabungan mesin dan motor), dan Engine Drive (mesin langsung menggerakkan roda).
Dari segi output, sistem e:HEV ini bisa menghasilkan tenaga sekitar 145 hp dengan torsi puncak mencapai 315 Nm, cukup untuk membawa 7 penumpang dan barang dengan nyaman tanpa mengorbankan efisiensi.
Kelebihan Step WGN bukan hanya pada sistem penggeraknya, tetapi juga fleksibilitas kabin. Layout interiornya dirancang sangat modular, dengan kursi baris kedua yang bisa dimajukan, diputar, atau direbahkan, sementara baris ketiga dapat dilipat rata ke lantai.
Fitur-fitur lain yang patut dinanti termasuk layar infotainment besar, sistem audio premium, AC triple zone, serta fitur keselamatan Honda Sensing yang mencakup adaptive cruise control, lane keeping assist, dan autonomous emergency braking.
Di tengah gempuran mobil China yang semakin agresif menawarkan MPV hybrid dan EV dengan harga menarik, kehadiran Honda Step WGN menjadi sinyal kuat bahwa merek Jepang tidak tinggal diam.
Dengan nama besar Honda, jaringan dealer luas, dan reputasi purna jual yang solid, Step WGN punya modal kuat untuk bersaing di segmen MPV hybrid Rp600–700 jutaan, meskipun lawannya dari China datang dengan fitur menggoda.
Step WGN e:HEV akan resmi meluncur di GIIAS 2025 yang digelar Agustus mendatang. Honda juga membuka pemesanan lebih awal sejak 18 Juni 2025 melalui website resmi maupun dealer resmi Honda di seluruh Indonesia.
Selain Step WGN, booth Honda juga akan menampilkan Honda Prelude Hybrid dan mobil konsep listrik terbaru yang akan debut perdana di kawasan Asia-Oseania.
Lihat Selengkapnya
Bakal Tampil di GIIAS 2025? Ini Spesifikasi Nissan X-Trail e-Power e-4ORCE yang Bikin Penasaran08 Jul 2025
Bakal Tampil di GIIAS 2025? Ini Spesifikasi Nissan X-Trail e-Power e-4ORCE yang Bikin Penasaran08 Jul 2025
Jakarta, GoodCar.id – Setelah cukup lama absen dari sorotan pecinta otomotif Indonesia, Nissan tampaknya mulai bersiap kembali unjuk gigi di segmen SUV elektrifikasi. Sinyal itu menguat sejak peluncuran perkenalan Nissan X-Trail e-Power e-4ORCE di Hutan Kota Plataran, Jakarta, pada Desember 2024 lalu.
Meski belum resmi dijual, mobil ini disebut-sebut berpotensi besar tampil perdana di GIIAS 2025. Apakah ini bakal jadi kejutan dari Nissan? Secara desain, Nissan X-Trail e-Power e-4ORCE adalah versi elektrifikasi dari generasi keempat X-Trail (kode T33) yang sudah lebih dulu meluncur di Jepang dan Eropa.
Dari data yang sudah beredar, teknologi andalannya menggabungkan sistem e-Power generasi terbaru dengan e-4ORCE, sistem penggerak empat roda elektrik milik Nissan. Bukan cuma elektrifikasi biasa, sistem ini menjanjikan sensasi berkendara SUV AWD dengan efisiensi mobil listrik dan ketenangan tanpa charging eksternal.
Dari sisi spesifikasi, Nissan X-Trail e-Power e-4ORCE mengusung mesin bensin 3-silinder turbo 1.497 cc (KR15DDT) yang menghasilkan tenaga 156 dk dan torsi 250 Nm. Mesin ini tidak menggerakkan roda secara langsung, melainkan hanya berfungsi sebagai generator yang menyuplai daya ke baterai lithium-ion 2,1 kWh. Selanjutnya, dua motor listrik—masing-masing di depan dan belakang—yang bertugas menggerakkan mobil. Itulah mengapa sistem ini disebut seri hybrid, bukan paralel.
Yang membedakan Nissan X-Trail e-Power e-4ORCE dari hybrid biasa adalah sistem AWD elektrik e-4ORCE. Dua motor listriknya bisa bekerja independen dan cerdas, memberikan torsi seimbang ke keempat roda saat diperlukan. Sistem ini meningkatkan stabilitas di jalan licin, tikungan, hingga saat akselerasi cepat—tanpa delay khas AWD mekanikal.
Lantas, benarkah mobil ini akan tampil di GIIAS 2025? Belum ada konfirmasi resmi, tetapi kode NJKB (Nilai Jual Kendaraan Bermotor) untuk dua varian X-Trail e-Power sudah tercantum di situs resmi BPRD DKI Jakarta sejak awal 2025. Tercatat dua model dengan nama XTRAIL EPWR VCTRB VE dan XTRAIL EPWR VCTRB VL, masing-masing memiliki NJKB Rp468 juta dan Rp492 juta.
Biasanya, munculnya NJKB di situs tersebut menjadi pertanda bahwa suatu model sudah diproses untuk dirakit atau dipasarkan di Indonesia. Jadi, kemungkinan besar Nissan sedang mempersiapkan X-Trail e-Power sebagai produk unggulan elektrifikasi untuk semester dua 2025, dengan GIIAS 2025 sebagai panggung perkenalan.
Jika benar diluncurkan saat GIIAS 2025, Nissan X-Trail e-Power e-4ORCE akan mengisi celah menarik di segmen SUV elektrifikasi. Saat ini, pasar menengah atas masih didominasi oleh pemain seperti Mitsubishi Outlander PHEV, Wuling Almaz Hybrid, dan Chery Tiggo 8 CSH. Dengan teknologi AWD elektrik dan pengalaman berkendara seperti EV, Nissan punya kartu truf untuk bersaing.
Dari sisi fitur, X-Trail e-Power global dibekali sistem keselamatan Nissan ProPILOT, konektivitas canggih, layar besar untuk infotainment, panoramic sunroof, serta layout kabin tiga baris. Kesan mewah dan modern terasa kuat—selaras dengan harga NJKB yang berada di kisaran Rp500 jutaan. Artinya, jika resmi diluncurkan, mobil ini akan membidik segmen keluarga urban dan profesional muda yang ingin naik kelas dari SUV biasa ke elektrifikasi tanpa takut urusan charging.
Lihat Selengkapnya
Teka-Teki Kedatangan Chery Lepas 8 di GIIAS 2025, Ini Bocoran Spesifikasinya07 Jul 2025
Teka-Teki Kedatangan Chery Lepas 8 di GIIAS 2025, Ini Bocoran Spesifikasinya07 Jul 2025
Jakarta, Goodcar.id - Merek otomotif asal Tiongkok, Chery, kembali memancing rasa penasaran pasar Indonesia. Setelah sukses dengan Tiggo Series dan Jaecoo, kini giliran sub-merek barunya, Lepas, yang mulai jadi perbincangan. Model Lepas 8 bahkan disebut-sebut akan menjadi bintang misterius di ajang GIIAS 2025.
Meski belum diumumkan secara resmi, sejumlah bocoran dan sinyal kemunculan SUV plug-in hybrid ini makin menguat. Terlebih, spesifikasinya mulai beredar di berbagai media otomotif global.
Arti Nama "Lepas", Bukan dari Bahasa Indonesia
Merek Lepas pertama kali diperkenalkan secara global di ajang Auto Shanghai 2025. Meski terdengar seperti kata dalam Bahasa Indonesia, ternyata "Lepas" merupakan akronim dari dua kata Bahasa Inggris yang terdiri dari Leap dan Passion.
Wui Zhong, Deputy CEO Lepas, menjelaskan bahwa nama tersebut juga terinspirasi dari kata Leopard (macan tutul). "Lepas merupakan gabungan dari Leap dan Passion. Nama ini juga terinspirasi dari karakter leopard yang lincah dan kuat," ujarnya.
Sebagai calon flagship, Chery Lepas 8 dirancang dengan desain futuristik dan teknologi mutakhir. Model ini mengincar segmen SUV 7-penumpang dan dibangun di atas platform serupa dengan Chery Tiggo 8 CSH, yang dikenal membawa sistem plug-in hybrid bertenaga besar.
Dari sisi dimensi, Lepas 8 tampil bongsor dengan Panjang: 4.688 mm, Lebar: 1.860 mm, Tinggi: 1.695 mm dan Wheelbase: 2.800 mm.
Desain eksteriornya juga menarik perhatian. Lampu depan terinspirasi dari mata leopard, dipadukan dengan grille parametric yang menghadirkan kesan mewah dan agresif. Di belakang, lampu LED horizontal memperkuat nuansa futuristik.
Yang paling menarik dari bocoran spesifikasi Chery Lepas 8 adalah bagian kabin. Interiornya dirancang untuk memenuhi gaya hidup urban dengan berbagai mode pengaturan kursi, seperti :
Nap Mode untuk istirahat singkat
Lying Mode untuk tidur panjang
Cinema Mode untuk menikmati film dengan suasana ala bioskop
Belum banyak informasi detail soal sistem infotainment dan fitur pengendali, namun melihat rekam jejak Chery, kita bisa berharap hadirnya layar besar, Konektivitas pintar, sistem keselamatan aktif, potensi integrasi dengan smart home dan AI-assisted driving.
Bakal Muncul di GIIAS 2025? Sinyalnya Makin Kuat
Kata Rifki Setiawan, Head of Brand PT Chery Sales Indonesia (CSI kepada Goodcar beberapa waktu lalu, Lepas akan menjadi sub-brand Chery seperti halnya Jaecoo. Meski belum dipastikan tanggal pastinya, besar kemungkinan Lepas 8 akan diperkenalkan ke publik di ajang GIIAS 2025. Namun, distribusinya mungkin belum dimulai tahun ini.
Meski belum ada pengumuman resmi, Lepas 8 diperkirakan akan dipasarkan di atas Tiggo 8 CSH, namun masih di bawah Jaecoo 7. Artinya, banderolnya kemungkinan akan menyentuh angka Rp500 jutaan ke atas, menjadikannya penantang serius di segmen mid to upper SUV hybrid.
Jika strategi ini berjalan sesuai rencana, Chery Lepas 8 bisa menjadi "kuda hitam" baru di pasar SUV elektrifikasi Indonesia.
Lihat Selengkapnya
Perbedaan Mobil Hybrid, Mild Hybrid, Plug-in Hybrid, dan EV: Mana yang Cocok untuk Kamu?04 Jul 2025
Perbedaan Mobil Hybrid, Mild Hybrid, Plug-in Hybrid, dan EV: Mana yang Cocok untuk Kamu?04 Jul 2025
Jakarta, Goodcar.id - Masih bingung membedakan antara mobil hybrid, mild hybrid, plug-in hybrid (PHEV), dan EV? Tenang, kamu nggak sendirian. Di tengah tren kendaraan ramah lingkungan yang terus berkembang, teknologi elektrifikasi mobil juga makin beragam dan kompleks.
Tapi seiring dengan kemajuan itu, muncul pula istilah-istilah teknis yang sering bikin banyak orang garuk kepala.
Sekilas memang terdengar mirip, padahal cara kerja, karakteristik, dan pengalaman berkendaranya sangat berbeda.
Buat kamu yang sedang mempertimbangkan mobil hemat BBM, rendah emisi, atau bahkan tanpa emisi sama sekali, penting banget untuk memahami perbedaan keempat teknologi ini.
Yuk, kita kupas satu per satu dengan cara yang simpel dan mudah dimengerti.
1. Mobil Hybrid (Full Hybrid)
Mobil hybrid adalah jenis elektrifikasi yang paling umum dan sudah cukup banyak ditemui di jalanan Indonesia. Teknologi ini menggabungkan mesin bensin dan motor listrik yang bisa bekerja secara bergantian atau bersamaan.
Saat mobil melaju pelan, misalnya di kemacetan atau kecepatan rendah, motor listrik bisa mengambil alih sepenuhnya. Tapi saat butuh tenaga lebih besar, seperti saat menyalip atau menanjak, mesin bensin akan aktif untuk membantu.
Contoh mobil hybrid di Indonesia misal ada Toyota Corolla Cross Hybrid, Innova Zenix dan yang terbaru Honda HR-V RS e:HEV. Penandaan mobil-mobil hybrid murni umumnya diberi akronim HEV yang merupakan kepanjangan dari Hybrid Electric Vehicle.
Selain tentunya lebih hemat dibanding mobil konvensional (bensin murni), kelebihan mobil hybrid adalah tidak perlu di-charge karena sistemnya mengisi sendiri lewat pengereman regeneratif
Seperti teknologi pada Honda HR-V, transisi antara bensin dan listrik sangat halus.
2. Mild Hybrid
Mild hybrid, atau sering disebut MHEV (Mild Hybrid Electric Vehicle), bisa dibilang sebagai versi paling sederhana dari elektrifikasi mobil. Mobil jenis ini tetap mengandalkan mesin bensin sebagai penggerak utama, tapi dibantu motor listrik kecil dan baterai misal pada Suzuki Fronx berukuran 12V untuk efisiensi tambahan.
Motor listrik ini biasanya hanya aktif saat mobil start-stop atau membantu sedikit saat akselerasi. Jadi, mobil mild hybrid tidak bisa melaju hanya dengan tenaga listrik.
Contoh mobil mild hybrid di Indonesia dikuasai oleh pabrikan Suzuki. Dan yang terbaru dimiliki oleh Suzuki Suzuki Fronx, selain Suzuki XL7 dan Ertiga Hybrid.
Meski mild hybrid, yang notabene memiliki teknologi lebih sederhana, namaun teknologi ini juga ampuh dalam memangkas konsumsi BBM. Misal pada Suzuki Fronx konsumsi BBM yang pernah ditorehkan dalam uji test media mencapai 24 km/liter.
3. Plug-in Hybrid (PHEV)
Plug-in hybrid, atau PHEV, menggabungkan mesin bensin dan motor listrik seperti hybrid biasa, tapi dengan baterai yang jauh lebih besar. Karena itu, PHEV bisa melaju dalam mode full listrik sejauh 40–100 km tergantung kapasitas baterainya.
Sesuai namanya, PHEV bisa di-charge dari sumber listrik eksternal, baik lewat colokan rumah maupun stasiun pengisian. Ketika baterai habis, mobil akan otomatis beralih ke mode bensin.
Contoh PHEV di Indonesia:
Mitsubishi Outlander PHEV
Chery Tiggo 8 Pro PHEV
BMW X5 xDrive45e
4. EV (Electric Vehicle)
Mobil listrik murni alias EV adalah mobil yang sepenuhnya menggunakan motor listrik sebagai sumber tenaga. Tanpa mesin bensin sama sekali, EV menghasilkan nol emisi, suara sangat senyap, dan akselerasi yang instan.
Baterainya perlu diisi ulang lewat charger di rumah atau stasiun pengisian umum (SPKLU). Jarak tempuhnya bervariasi, tapi rata-rata EV modern bisa melaju sejauh 300–500 km dalam sekali pengisian penuh.
Contoh EV populer di Indonesia misal VW ID.Buzz, Hyundai Ioniq 5, Wuling Air ev, Nissan Leaf dan masih banyak lagi.
Adapun kelebihan dari teknologi ini adalah nol emisi, lantaran sama sekali tidak menggunakan bahan bakar minyak.
Lihat Selengkapnya
Goodfriends bisa bertanya lebih jauh tentang ketersediaan unit, promo & benefit menarik, negosiasi harga ataupun simulasi kredit yang sesuai dengan kebutuhan Anda.