Beranda / Mobil Baru / Katalog / BYD DENZA D9

BYD DENZA D9

Rp 950 Juta
Jarak Tempuh
520 KM
Mesin
Roda Penggerak
front-wheel drive
Jenis Bahan Bakar
Listrik
Pintu
5
Tempat Duduk
7
Foto Interior
Foto Eksterior
Pilihan Warna
Ciptakan gayamu dengan berbagai pilihan warna
4 Pilihan Warna
WHALE SEA BLUE
HARBOUR GREY
COSMOS BLACK
ARTIC WHITE
Tipe Kendaraan
BYD DENZA D9 Electric (EV)/Plug-in Hybrid (DM-i)
Rp 950 Juta
Dapatkan Ekslusif Promo
Fitur Kendaraan
BYD DENZA D9 Electric (EV)/Plug-in Hybrid (DM-i)
Jarak Tempuh
520 KM
Jenis Bahan Bakar
Listrik
Mesin
Pintu
5
Roda Penggerak
front-wheel drive
Tempat Duduk
7
Power Steering
AUX
USB
Engine On
Camera Back
Parking Sensor
Bluetooth
ABS EBD
Airbag
Alarm
Immobilizer
Overhead Airbag
Side Airbag
Blind Spot Monitor
Collision Avoidance System
Stability Control
Brake Assist
Tire Pressure Monitor
Child Safety Lock
Emergency Stop Signal
Isofix Child Seat
Central Lock
Power Door Lock
Cruise Control
Headup Display
Navigation
Reading Lamp
Heater
Stereo Am Fm
Cd Audio
Wireless Charger
Apple Carplay
Android Auto
Touch Screen
Rear Ac
Electric Seat Adjust
Sunroof
Headrest Adjust
Wiper Auto
Led Daytime
Electric Foldable Mirror
Seat Belt Warning
Hands Free Communication
Welcome Light
Lihat Semua

BYD DENZA D9
Artikel Terkait
Lihat Semua
Spesifikasi BYD K-EV, Kei Car China yang Menyerbu Jepang
03 Nov 2025
Spesifikasi BYD K-EV, Kei Car China yang Menyerbu Jepang 03 Nov 2025 Tokyo, Goodcar.id — BYD, produsen kendaraan energi baru (NEV) asal Tiongkok, resmi memperkenalkan mobil listrik mungil terbarunya, BYD RACCO, di ajang Japan Mobility Show 2025. Mobil ini mengusung konsep K-EV atau kei electric vehicle, yang dirancang khusus untuk pasar Jepang dengan dimensi ringkas, efisiensi tinggi, dan penggunaan baterai khas BYD. Peluncuran BYD RACCO menandai tonggak penting bagi pabrikan tersebut, sekaligus memperkuat strategi ganda “EV + PHEV” melalui kehadiran model hybrid BYD SEALION 6 DM-i di pasar Jepang. Desain dan Dimensi Sesuai Regulasi Kei-Car Jepang Dari sisi ukuran, spesifikasi BYD K-EV dirancang mengikuti batas regulasi kei-car di Jepang. Mobil ini memiliki panjang 3.395 mm, lebar 1.475 mm, dan tinggi 1.800 mm — membuatnya ideal untuk kondisi jalan dan parkir sempit di perkotaan Jepang. Meski mungil, RACCO mengusung desain boxy modern dengan garis bodi tegas, serta pintu geser belakang untuk kemudahan akses di ruang terbatas. Karakter ini menjadikannya kompetitor langsung bagi kei-EV lokal seperti Nissan Sakura dan Daihatsu Move Canbus, namun dengan pendekatan desain global ala BYD. Spesifikasi Baterai BYD K-EV Salah satu keunggulan utama dari spesifikasi BYD K-EV terletak pada penggunaan Blade Battery — teknologi baterai lithium-iron-phosphate (LFP) andalan BYD yang dikenal aman dan tahan lama. RACCO diperkirakan hadir dalam dua varian jarak tempuh. Versi standar memiliki estimasi jarak hingga 180 km (WLTP), sementara versi lebih besar diproyeksikan mampu melaju lebih jauh tanpa mengorbankan efisiensi. Mobil ini menggunakan penggerak roda depan (FWD) dan ditujukan untuk kebutuhan mobilitas urban yang praktis serta ekonomis. Dengan baterai padat energi dan manajemen termal yang efisien, RACCO menjadi salah satu K-EV pertama yang menawarkan kombinasi daya tahan, keamanan, dan performa optimal dalam ukuran mini. Strategi BYD untuk Pasar Jepang Kehadiran BYD K-EV RACCO adalah bagian dari strategi jangka panjang BYD di Jepang. Di ajang yang sama, pabrikan ini memperkenalkan BYD SEALION 6 DM-i, model plug-in hybrid pertama mereka untuk pasar Jepang. Mengusung tema “ONE BYD”, pabrikan ini menampilkan lini produk lengkap — mulai dari BYD ATTO 3, DOLPHIN, SEAL, hingga supercar YANGWANG U9. Pameran tersebut menunjukkan ambisi BYD membangun ekosistem mobilitas elektrifikasi menyeluruh, mencakup kendaraan penumpang hingga kendaraan komersial. Sejak memasuki pasar Jepang pada Juli 2022, BYD telah memasarkan model ATTO 3, DOLPHIN, SEAL, dan SEALION 7. Kini, lewat RACCO dan SEALION 6 DM-i, BYD menargetkan memiliki 7-8 model listrik dan hybrid hingga 2027, dengan 66 outlet resmi yang tersebar di seluruh Jepang. Selain kendaraan penumpang, BYD juga meluncurkan truk listrik BYD T35 dan konsep J6 Living Car, menandai ekspansi ke sektor komersial. Truk T35 menggunakan Blade Battery serupa dengan RACCO, dan akan mulai dijual di Jepang pada 2026. Pencapaian ini menegaskan dominasi BYD di pasar kendaraan listrik komersial Jepang, dengan lebih dari 500 unit bus listrik beroperasi dari Hokkaido hingga Okinawa sejak 2015. Liu Xueliang, General Manager BYD Asia-Pacific Auto Sales Division, menyebut bahwa peluncuran RACCO menjadi bukti komitmen BYD terhadap inovasi yang relevan dengan kebutuhan lokal. “Tahun ini menandai 20 tahun kehadiran BYD di Jepang. Melalui model K-EV dan Super Hybrid DM-i, kami ingin terus menghadirkan kendaraan listrik yang aman, efisien, dan sesuai gaya hidup konsumen Jepang,” ujar Liu. Lihat Selengkapnya
BYD Mulai Blusukan ke Mal-mal di Jepang, Juan Mobil Listrik Murah Rp190 Jutaan
26 Oct 2025
BYD Mulai Blusukan ke Mal-mal di Jepang, Juan Mobil Listrik Murah Rp190 Jutaan 26 Oct 2025 Tokyo, Goodcar.id — Produsen mobil listrik terbesar di dunia, BYD, mulai meluncurkan strategi penjualan baru di Jepang. Bekerja sama dengan jaringan ritel ternama AEON Group, BYD akan membuka gerai mobil listrik di sejumlah pusat perbelanjaan AEON di seluruh Jepang. Langkah ini bukan hal asing di pasar Tiongkok, di mana showroom mobil di dalam mal atau supermarket sudah menjadi pemandangan umum. Namun di Jepang, strategi ini bisa menjadi gebrakan baru untuk menarik konsumen muda yang lebih terbiasa berbelanja di pusat ritel modern. Harga Lebih Terjangkau, Target 30 Lokasi Penjualan Mengutip laporan IT Home, BYD dan AEON berencana menghadirkan penjualan mobil di sekitar 30 pusat perbelanjaan besar di Jepang. Harga mobil listrik BYD di lokasi-lokasi ini disebut akan mulai dari 2 juta yen, atau sekitar Rp190 jutaan (kurs 1 yen = Rp65,9). Menariknya, pihak AEON akan memiliki kebebasan untuk menentukan harga dan strategi promosi sendiri, termasuk kemungkinan memberi potongan harga khusus agar produk BYD bisa lebih kompetitif. Sebagai perbandingan, BYD Dolphin, yang menjadi model paling terjangkau di Jepang saat ini, dijual dengan harga sekitar 2,99 juta yen atau Rp197 jutaan. Dengan rencana penjualan di AEON, harga entry-level BYD bisa turun cukup signifikan, membuka peluang pasar baru di segmen kendaraan listrik terjangkau. Konsumen Dapat Poin Belanja dan Diskon Instalasi Charger Tidak hanya soal harga, konsumen yang membeli mobil BYD di AEON juga akan mendapat poin reward “Waon”, sistem mata uang digital milik AEON Group. Poin ini bisa digunakan untuk berbelanja di jaringan ritel AEON, sehingga menciptakan integrasi antara sektor otomotif dan gaya hidup ritel. Selain itu, pembeli juga akan mendapatkan potongan harga untuk pemasangan charger di rumah, upaya yang sejalan dengan dorongan Jepang dalam memperluas infrastruktur kendaraan listrik domestik. AEON Siapkan Infrastruktur Pengisian Daya di Ratusan Lokasi Kerja sama ini juga diperkuat oleh infrastruktur yang sudah dimiliki AEON. Hingga awal 2025, jaringan ritel tersebut telah menyediakan sekitar 2.500 unit pengisi daya kendaraan listrik di 374 lokasi di seluruh Jepang. Fasilitas ini bisa digunakan oleh pengguna mobil listrik (BEV) maupun plug-in hybrid (PHEV) yang ingin mengisi daya sambil berbelanja. Langkah ini menunjukkan komitmen AEON dalam mendukung ekosistem kendaraan listrik di Jepang, sekaligus memperkuat daya tarik lokasi mereka sebagai titik penjualan otomotif masa depan. BYD Kuasai 20% Penjualan EV Impor di Jepang Meski baru masuk pasar Jepang beberapa tahun terakhir, BYD kini sudah mencatat pangsa pasar sekitar 20% dari total penjualan EV impor di Jepang, menurut data dari Japan Automobile Importers Association (JAIA) per September lalu. Dengan strategi penjualan melalui mal AEON, BYD tampaknya ingin memperluas jangkauan konsumennya — terutama dari kalangan keluarga muda dan pembeli yang belum terbiasa dengan model showroom konvensional. Jika strategi ini sukses, bukan tak mungkin pendekatan serupa akan diikuti oleh merek otomotif lain yang ingin menggabungkan penjualan kendaraan dengan pengalaman ritel yang lebih modern dan dekat dengan keseharian konsumen. Kesimpulan: Mobil Listrik Masuk Era Retailisasi Kolaborasi antara BYD dan AEON bukan sekadar strategi jualan, tapi sinyal bahwa masa depan industri otomotif Jepang mulai bergerak ke arah retailisasi — di mana pembelian mobil bisa semudah membeli barang elektronik di pusat perbelanjaan. Dengan harga yang semakin terjangkau dan jaringan pengisian daya yang terus berkembang, pasar mobil listrik di Jepang tampaknya akan semakin kompetitif dalam beberapa tahun ke depan. Lihat Selengkapnya
Jaecoo J5 EV Rilis 3 November 2025 di Indonesia, Harga Prebooking Rp450 Juta!
14 Oct 2025
Jaecoo J5 EV Rilis 3 November 2025 di Indonesia, Harga Prebooking Rp450 Juta! 14 Oct 2025 Jakarta, Goodcar.id – Akhirnya SUV futuristik yang bikin penasaran itu siap menyapa publik Tanah Air. Jaecoo J5 resmi diproduksi secara CKD (Completely Knocked Down) di Indonesia dan akan dipasarkan perdana di ajang GJAW 2025, sebelum resmi meluncur pada 3 November 2025. “Harga prebooking Jaecoo J5 dibanderol Rp450 juta.” kata Mohammad Ilham Pratama, Head of Marketing Jaecoo Indonesia saat media test drive 14 Oktober 2025. Langkah ini sekaligus menandai keseriusan Jaecoo untuk masuk ke segmen SUV elektrik kompak di Indonesia. Sayanhg media termasuk Goodcar hanya boleh mereview dan bagian interior saja. Dari eksteroior, pandangan pertama, tampilannya langsung mencuri perhatian, mirip Range Rover Evouque dengan versi lebih kecil. Nuansa Range Rover di Jaecoo J5 EV bukan kebetulan, sebab Chery Group memang memiliki hubungan teknis dan desain dengan Jaguar Land Rover. Jadi, enggak heran aura desain khas Land Rover terasa wajar muncul di J5. Secara dimensi, Jaecoo J5 EV tergolong SUV crossover kompak dengan panjang 4.380 mm, lebar 1.860 mm, tinggi 1.650 mm, dan wheelbase 2.620 mm. Proporsinya terasa pas untuk penggunaan urban, tapi tetap punya aura gagah khas SUV sejati. Bagian sampingnya menampilkan garis bodi clean dan minimalis, tapi tetap berotot di area fender. Roofline-nya sedikit floating dan pilar-C ramping memberikan nuansa ringan dan klasik — semacam throwback ke era SUV tahun 80–90an, tapi dengan pendekatan modern. Di depan, lampu LED tipis dan grille tertutup khas mobil listrik memperkuat kesan futuristik. Detail aerodinamis di bumper depan membuat tampilannya kian dinamis, sementara velg 18 inci berbalut ban 235/55 R18 menghadirkan kesan proporsional sekaligus premium. Siap Panaskan Segmen SUV Elektrik Kompak Dengan produksi CKD dan harga yang relatif kompetitif di kisaran Rp450 juta, Jaecoo J5 bisa jadi ancaman serius di segmen SUV listrik kompak, seperti BYD Atto 3. Belum banyak detail soal spesifikasi teknis versi produksi massal, tapi dari pengalaman test drive, Jaecoo J5 EV terasa menjanjikan dari sisi kualitas bodi, visibilitas, hingga proporsi desainnya. Lihat Selengkapnya
Eropa Waswas soal Pendirian Pabrik Baterai CATL di Spanyol, Dilema Peluang Investasi!
09 Oct 2025
Eropa Waswas soal Pendirian Pabrik Baterai CATL di Spanyol, Dilema Peluang Investasi! 09 Oct 2025 Jakarta, Goodcar.id - Eropa dibuat waswas oleh langkah agresif CATL, raksasa baterai asal China yang kini tengah memperluas jaringannya di benua biru. Perusahaan yang dikenal sebagai pemasok baterai terbesar di dunia itu resmi memulai proyek pabrik baterai LFP di Zaragoza, Spanyol, dengan investasi mencapai 4,1 miliar euro bersama grup otomotif Stellantis. Namun, alih-alih disambut sebagai kabar baik, proyek ini justru menimbulkan kekhawatiran di kalangan industri dan pemerintah Eropa. Banyak pihak menilai langkah ini bisa menjadi bumerang bagi kemandirian teknologi Eropa di sektor kendaraan listrik (EV). Kekhawatiran ini mencuat setelah laporan Financial Times menyebut bahwa CATL berencana mendatangkan sekitar 2.000 pekerja dari China untuk membantu pembangunan pabrik tersebut. Langkah itu dinilai bisa membuat proses produksi di Spanyol sepenuhnya dikendalikan oleh tenaga ahli asal China, tanpa adanya transfer pengetahuan berarti kepada tenaga kerja lokal. Beberapa analis menilai hal ini berpotensi memperkuat dominasi industri baterai China di pasar global, sekaligus meningkatkan ketergantungan Eropa terhadap teknologi negeri Tirai Bambu. Maklum saja, saat ini CATL menguasai hampir 38% pasar baterai EV dunia, jauh meninggalkan kompetitornya seperti BYD dan LG Energy Solution. Respons dari Beijing: “Kekhawatiran yang Tidak Beralasan” Media pemerintah China, Global Times, langsung membantah tudingan tersebut. Dalam laporannya, mereka menyebut kekhawatiran Eropa itu “sama sekali tidak beralasan” dan muncul hanya karena “kecemasan geopolitik.” Beijing menilai kehadiran CATL di Spanyol justru bisa membuka peluang kerja sama jangka panjang di sektor energi baru, sekaligus mempercepat transisi kendaraan listrik di Eropa. Namun, bagi sebagian pengamat di Eropa, narasi itu terdengar seperti strategi halus untuk memperkuat pengaruh industri China di pasar energi hijau. Bukan Kali Pertama CATL Dihadang Politik CATL bukan pemain baru dalam urusan kontroversi lintas negara. Sebelumnya, perusahaan ini sempat berencana membangun pabrik baterai di Michigan, Amerika Serikat, bersama Ford Motor Company. Namun proyek tersebut dibatalkan pada 2023 setelah mendapat penolakan keras dari serikat pekerja dan tekanan politik. Washington menilai kerja sama itu berisiko terhadap keamanan rantai pasokan, terlebih karena teknologi inti tetap dikontrol penuh oleh pihak China. Bahkan, pada awal 2025, pemerintah AS sempat menetapkan CATL sebagai “perusahaan militer China”, yang otomatis menutup pintu bagi investasi baru di wilayah Amerika. Sementara di Indonesia, Proyeknya Tertunda Menariknya, isu serupa juga mencuat di Indonesia. Menurut laporan Kompas.com (11 Mei 2025), CATL dikabarkan menarik diri dari proyek pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik nasional, meskipun hal ini masih dibantah oleh pemerintah. Sumber internal yang dikutip menyebut bahwa perusahaan asal China itu belum memenuhi komitmen investasi penuh, sementara Vice Chairman Periklindo Achmad Rofiqi mengonfirmasi adanya kabar penarikan diri tersebut, meski tanpa kejelasan alasan. “Informasinya seperti itu, tapi pemerintah sudah menyiapkan alternatif investor lain agar ekosistem EV tetap bisa tumbuh,” ujarnya. Di sisi lain, Kementerian Perindustrian menegaskan bahwa proyek tersebut tidak dibatalkan, hanya tertunda karena perbaikan fasilitas untuk menghindari risiko kebakaran. Rencana produksi massal CATL di Indonesia kini mundur ke kuartal ketiga 2026. Lihat Selengkapnya

TANYA LEBIH JAUH TENTANG UNIT

Goodfriends bisa bertanya lebih jauh tentang ketersediaan unit, promo & benefit menarik, negosiasi harga ataupun simulasi kredit yang sesuai dengan kebutuhan Anda.