Beranda
 
/
 
Artikel
 
/
 
Volvo PHK 3.000 Karyawan, Efisiensi Jadi Jalan Tengah di Tengah Pasar Lesu
Volvo PHK 3.000 Karyawan, Efisiensi Jadi Jalan Tengah di Tengah Pasar Lesu
 Tigor Sihombing
  2025-05-27 13:16:40
https://goodcar.id/artikel-mobil/volvo-phk-3-000-karyawan-efisiensi-jadi-jalan-tengah-di-tengah-pasar-lesu

Jakarta, Goodcar.id - Volvo Cars, produsen otomotif premium asal Swedia, mengumumkan rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 3.000 pegawai, terutama di sektor non-manufaktur. Langkah ini menjadi bagian dari strategi efisiensi besar-besaran di tengah tekanan ekonomi global dan merosotnya permintaan mobil listrik (electric vehicle/EV).

Keputusan tersebut berdampak luas ke berbagai divisi, mulai dari riset dan pengembangan, komunikasi, hingga sumber daya manusia. CEO Volvo Cars, Hakan Samuelsson, menyebut pemangkasan ini tak bisa dihindari untuk menyesuaikan struktur organisasi dengan tantangan pasar saat ini.

“Kami harus mengambil langkah tegas agar perusahaan tetap adaptif dan kompetitif. Ini menyentuh banyak lini, dan memang bukan jumlah yang kecil,” ujar Samuelsson, Selasa (27/5/2025).

Samuelsson sendiri baru saja kembali memimpin Volvo setelah sempat melepas jabatan CEO pada 2022. Di bawah kepemimpinannya, perusahaan menggulirkan program efisiensi dengan target penghematan hingga 18 miliar krona Swedia, setara Rp30,6 triliun.

Salah satu fokus utama program ini adalah memangkas tenaga kerja kantoran, yang saat ini menyumbang hampir 40 persen dari total karyawan Volvo. Samuelsson menyebut langkah ini bukan hanya soal efisiensi biaya, tapi juga memberi peluang untuk merancang ulang struktur kerja agar lebih lincah.

Efisiensi Tak Pandang Divisi

Chief Financial Officer Volvo Cars, Fredrik Hansson, menegaskan bahwa restrukturisasi ini akan menyentuh hampir seluruh departemen dan lokasi kerja Volvo di seluruh dunia. Namun, sebagian besar PHK diperkirakan terjadi di kantor pusat Volvo di Gothenburg, Swedia.

“Setiap departemen akan mengalami dampak yang berbeda, tapi tak ada satu pun yang benar-benar bebas dari penyesuaian,” kata Hansson.

Secara total, pemangkasan ini mewakili sekitar 15 persen dari tenaga kerja white-collar Volvo. Proses ini juga akan disertai dengan biaya restrukturisasi satu kali sebesar 1,5 miliar krona Swedia.

Di luar tekanan internal, Volvo juga menghadapi risiko eksternal yang cukup serius. Salah satunya adalah potensi pemberlakuan tarif impor baru oleh pemerintah Amerika Serikat terhadap kendaraan buatan Eropa dan Cina. Jika kebijakan ini diterapkan, Volvo memperkirakan ekspor beberapa model ke AS bisa jadi tidak lagi menguntungkan secara ekonomi.

Di sisi lain, langkah efisiensi ini mendapat respons yang cukup positif dari pelaku pasar. Analis dari Handelsbanken, Hampus Engellau, menyebut jumlah PHK yang diumumkan masih dalam batas ekspektasi investor dan dinilai sebagai manuver yang realistis dalam kondisi industri yang tidak menentu.

Saham Volvo pun sempat mengalami kenaikan 3,6 persen pada perdagangan Senin (26/5/2025), sebelum pengumuman resmi dirilis. Namun demikian, secara akumulatif sejak awal tahun, nilai saham Volvo tercatat turun 24 persen.

Sebagai catatan, Volvo sebelumnya telah menarik panduan keuangan tahun 2025 mereka pada bulan lalu. Alasannya mencakup lesunya pasar global, turunnya kepercayaan konsumen, serta kekacauan akibat perang tarif internasional.

Dengan rencana struktur organisasi baru yang dijadwalkan rampung pada musim gugur 2025, Volvo kini berada di titik krusial. Transformasi ini bisa menjadi pijakan baru menuju struktur perusahaan yang lebih ramping, gesit, dan tahan banting menghadapi turbulensi pasar otomotif global.

 
Kendaraan Terkait Lihat Semua