
Jakarta, Goodcar.id - Presiden Amerika Serikat ke-45, Donald J. Trump, kembali jadi sorotan. Kali ini bukan karena kampanye politiknya, melainkan keputusan mengejutkan untuk menjual mobil listrik Tesla miliknya. Langkah ini diumumkan tak lama setelah perseteruannya dengan sang CEO Tesla, Elon Musk, kian memanas di ruang publik.
Trump secara terbuka menyatakan bahwa dirinya sudah “cukup dengan Tesla.” Dalam unggahan di media sosial, Trump mengungkapkan bahwa kendaraan listrik tersebut tak lagi merepresentasikan pilihannya. Ia mempertimbangkan untuk menjual atau bahkan menyumbangkan mobil tersebut.
Pernyataan Trump dikonfirmasi oleh pejabat senior Gedung Putih saat diwawancara oleh CNBC International. "Ya, dia sedang memikirkannya," ujar pejabat tersebut singkat.
Tesla Model S merah milik Trump bukan mobil sembarangan. Sedan listrik premium ini dibeli Trump pada Maret 2025 sebagai bentuk dukungan terhadap Elon Musk, yang saat itu disebut-sebut sebagai salah satu penyokong penting kampanye politiknya.
Bahkan, Trump sempat mengubah Gedung Putih menjadi semacam ruang pamer Tesla. Ia memuji kendaraan tersebut sebagai "produk hebat" dan menggunakannya sebagai simbol kemitraan teknologi dan politik. Mobil itu juga tampil dalam sejumlah promosi kampanye, termasuk saat Sekretaris Pers Trump, Karoline Leavitt, dan penasihat Margo Martin berpose di dalamnya.
Namun, hubungan mesra itu berubah drastis dalam waktu singkat. Setelah konflik terbuka dengan Musk—yang menyoroti proses legislasi dan menyindir anggaran besar yang diajukan kongres—Trump balik menyerang. Ia menyebut Musk sebagai “gila” dan bahkan mengancam akan membatalkan kontrak federal dengan perusahaan-perusahaan milik Musk.
Saham Tesla Ikut Babak Belur
Efek domino dari konflik ini tak hanya berhenti pada pencitraan publik. Saham Tesla ikut terguncang. Sepanjang sepekan terakhir, nilai pasar Tesla menyusut drastis sebesar 152 miliar dolar AS—setara Rp 2.400 triliun—membuat kapitalisasi pasarnya jatuh di bawah ambang 1 triliun dolar AS.
Pada Jumat, 6 Juni 2025, saham Tesla memang sempat rebound 5 persen karena dorongan sentimen investor. Namun secara tahunan, saham Tesla masih tercatat turun sekitar 21 persen. Jika dihitung secara mingguan, kerugian mencapai 18 persen—menjadi salah satu yang terbesar dalam sejarah indeks, menurut data dari Bloomberg.
Meski Trump belum resmi melepas mobil Tesla tersebut, tanda-tanda keputusannya kian nyata. Hingga Jumat pagi, 6 Juni, mobil berwarna merah itu masih terparkir di halaman Gedung Putih. Namun banyak yang menduga, nasib Model S itu hanya tinggal menunggu waktu.
Trump yang sebelumnya menjadikan Tesla sebagai simbol kampanye dan kemajuan teknologi, kini menjadikan mobil yang sama sebagai simbol perpisahan dengan sosok Elon Musk.