
Jakarta, Goodcar.id – PT Aletra Mobil Nusantara resmi memulai perakitan model perdana mereka, Aletra L8, di fasilitas produksi PT Handal Indonesia Motor, Purwakarta, Jawa Barat. Langkah ini menandai fase penting dalam strategi jangka panjang Aletra untuk mengembangkan kendaraan listrik (EV) yang dirancang sesuai kebutuhan konsumen Indonesia dan potensi ekspor di kawasan Asia Pasifik.
Model L8 sebelumnya telah diperkenalkan ke publik melalui ajang Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2024. Respon positif dari masyarakat tampaknya menjadi pendorong utama Aletra untuk mempercepat proses produksi lokal. Dalam tahap awal ini, produksi L8 dilakukan dengan sistem Completely Knocked Down (CKD), yang memungkinkan kendaraan dirakit dari komponen yang diimpor secara terpisah.
Langkah ini juga selaras dengan target pemerintah dalam memperkuat industri otomotif nasional, khususnya dalam mendorong Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Aletra menyatakan komitmennya untuk mencapai TKDN di atas 40% dalam waktu dekat, sebagai bagian dari kontribusi terhadap pembangunan industri kendaraan listrik yang lebih mandiri dan berkelanjutan di Tanah Air.
Sebagai merek yang berbasis di Indonesia, Aletra tidak bekerja sendirian. Mereka menggandeng Livan Auto—bagian dari Geely Group—untuk memastikan produk yang dihadirkan memiliki daya saing dan relevansi tinggi di pasar domestik. Kemitraan ini melibatkan proses penyesuaian menyeluruh pada unit Aletra L8, termasuk konversi dari sistem kemudi kiri (LHD) ke kemudi kanan (RHD), serta modifikasi pada tampilan luar dan fitur kabin.
Uniknya, model L8 versi setir kanan hanya diproduksi di Indonesia, dan akan menjadi basis ekspor ke sejumlah negara di kawasan Asia Pasifik yang juga menggunakan sistem kemudi kanan. Ini menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi strategis untuk Aletra, sekaligus memberi peluang lebih besar bagi ekspor kendaraan listrik buatan lokal.
CEO PT Aletra Mobil Nusantara, Andre Jodjana, mengatakan bahwa perakitan L8 di Indonesia adalah bagian dari rencana jangka panjang Aletra untuk menghadirkan EV yang relevan, aman, dan siap bersaing di dalam maupun luar negeri.
“Kami melihat respons yang cukup baik sejak peluncuran perdana. Proses produksi ini bukan hanya soal memenuhi kebutuhan lokal, tetapi juga tentang menciptakan produk yang punya potensi ekspor. Kami ingin memastikan setiap kendaraan yang diproduksi tetap menjunjung standar kualitas tinggi,” jelasnya.
Fasilitas produksi yang digunakan Aletra dikelola oleh PT Handal Indonesia Motor, perusahaan perakitan kendaraan yang telah beroperasi sejak 1995. Berpengalaman menangani lebih dari 11 merek global, PT Handal membawa kapabilitas yang cukup solid dalam hal sistem produksi, pengendalian mutu, dan efisiensi jalur perakitan.
Proses perakitan Aletra L8 melibatkan tenaga kerja terlatih, mulai dari insinyur hingga teknisi manufaktur yang telah menjalani pelatihan teknis. Tim ini bertugas memastikan setiap unit yang keluar dari jalur produksi memiliki standar presisi dan keamanan yang sesuai regulasi, sekaligus menjawab ekspektasi konsumen modern terhadap kendaraan listrik.
Spesifikasi Aletra L8 EV
Kehadiran Aletra L8 langsung menantang eksistensi MPV listrik lain yang sudah lebih dulu beredar di Indonesia, seperti BYD M6. Sama-sama mengusung konfigurasi 7-penumpang dan teknologi baterai terkini, keduanya bersaing ketat dari sisi fitur maupun harga jual.
Aletra L8 hadir dalam dua pilihan varian yang dibedakan berdasarkan kapasitas baterainya. Versi short range mengusung baterai LFP (Lithium Iron Phosphate) berkapasitas 50,4 kWh yang sanggup menempuh jarak hingga 415 km dalam sekali pengisian daya. Varian ini dipasarkan dengan harga Rp 415 juta (on the road Jakarta).
Sementara itu, varian long range dibekali teknologi baterai yang disebut Short Blade Bulletproof Battery dengan kapasitas 64,7 kWh. Jarak tempuhnya diklaim mencapai 540 km. Versi ini dilepas ke pasar dengan banderol Rp 448 juta.
Dari kubu lain, BYD M6 hadir dalam tiga varian, dimulai dari versi Standard yang dijual Rp 383 juta. Varian ini mengusung baterai 55,4 kWh dengan jarak tempuh hingga 420 km berdasarkan pengujian NEDC.
Naik ke level berikutnya ada tipe Superior, dengan baterai lebih besar yaitu 71,8 kWh dan jarak tempuh hingga 530 km. Menariknya, harga varian ini tetap di angka Rp 423 juta. Terakhir, tipe Superior Captain seharag Rp 433 juta menawarkan konfigurasi bangku kapten di baris kedua, namun spesifikasi teknisnya identik dengan Superior, termasuk harga jualnya.