
Jakarta, Goodcar.id - Banyak pemotor pernah mengalami kondisi saat motor tiba-tiba terasa “brebet” alias tersendat-sendat ketika digas. Kadang gejalanya muncul saat mesin dingin, kadang saat kecepatan tinggi, bahkan bisa juga saat sedang macet. Masalah ini kerap bikin panik, terutama saat motor dipakai harian.
Fenomena motor brebet bisa disebabkan banyak faktor, dari masalah sepele seperti busi kotor hingga persoalan lebih serius di sistem bahan bakar atau injeksi. Jika dibiarkan, gejala ini bisa mengganggu performa, meningkatkan konsumsi BBM, dan bahkan bikin mogok mendadak.
Berikut ini 7 penyebab umum motor brebet dan bagaimana cara mengatasinya, berdasarkan penuturan beberapa mekanik bengkel resmi dan umum di Jakarta.
1. Busi Kotor atau Rusak
Busi berfungsi memercikkan api ke ruang bakar. Kalau elektroda busi sudah kotor, aus, atau celahnya tidak sesuai, pembakaran jadi tidak sempurna. Akibatnya, motor terasa brebet saat digas.
Gejala umum:
Motor tersendat saat akselerasi.
Sulit hidup saat pagi hari atau mesin dingin.
Solusi:
Cek kondisi busi, bersihkan jika masih layak atau ganti jika elektroda sudah menipis. Pastikan juga spesifikasi busi sesuai dengan standar pabrikan motor.
2. Filter Udara Tersumbat
Saringan udara yang terlalu kotor bisa menghambat aliran udara ke ruang bakar. Campuran udara dan bahan bakar jadi tidak seimbang, sehingga motor terasa brebet.
Gejala umum:
Tarikan berat.
Mesin cepat panas dan boros BBM.
Solusi:
Bersihkan filter udara secara rutin. Jika menggunakan filter kertas, ganti setiap 8.000–12.000 km atau sesuai rekomendasi buku servis.
3. Karburator Kotor (Khusus Motor Karbu)
Untuk motor lawas yang masih pakai karburator, saluran bahan bakar yang kotor atau tersumbat akan membuat suplai bensin ke ruang bakar terganggu.
Gejala umum:
Mesin ngempos saat digas.
Idle mesin tidak stabil.
Solusi:
Lakukan pembersihan karburator menggunakan cairan khusus atau ke bengkel untuk dibongkar dan disetel ulang.
4. Injektor Tersumbat (Khusus Motor Injeksi)
Di motor injeksi, injektor menyemprotkan bensin ke ruang bakar. Kalau ujung injektor tersumbat kotoran atau kerak, suplai bensin jadi tidak optimal.
Gejala umum:
Brebet saat RPM tinggi.
Emisi knalpot bau bensin menyengat.
Solusi:
Lakukan pembersihan injektor di bengkel menggunakan mesin ultrasonic atau cairan khusus. Disarankan servis setiap 10.000–15.000 km.
5. BBM Tidak Sesuai Oktan
Mengisi bahan bakar dengan oktan terlalu rendah bisa menyebabkan knocking atau pembakaran tidak sempurna, terutama pada motor berkompresi tinggi.
Gejala umum:
Mesin brebet setelah isi bensin di SPBU berbeda.
Performa menurun saat akselerasi.
Solusi:
Gunakan BBM sesuai rekomendasi pabrikan. Misalnya, motor injeksi modern minimal pakai RON 90 (Pertalite ke atas), atau RON 92 untuk motor sport.
6. Sensor Injeksi Bermasalah (MAP, TPS, O2)
Motor injeksi dilengkapi berbagai sensor untuk mengatur suplai bahan bakar dan udara. Jika sensor ini rusak atau salah baca, mesin bisa brebet bahkan mati mendadak.
Gejala umum:
Check engine menyala.
Motor tidak responsif saat digas.
Solusi:
Scan ECU motor di bengkel resmi atau bengkel yang punya alat OBD khusus. Ganti sensor jika memang terbukti error.
7. Knalpot Bocor
Knalpot yang bocor, terutama di sambungan leher ke silencer, bisa menyebabkan tekanan balik (back pressure) terganggu, memicu gejala brebet saat putaran mesin tinggi.
Gejala umum:
Suara knalpot lebih keras dari biasanya.
Tarikan ngadat di RPM atas.
Solusi:
Periksa sambungan knalpot, pastikan tidak ada kebocoran atau keretakan. Tambal pakai sealant khusus atau ganti gasket.
Jangan Tunggu Mogok di Jalan
Motor brebet memang terkesan sepele, tapi bisa jadi gejala awal dari kerusakan yang lebih besar. Perawatan rutin seperti servis berkala, ganti oli tepat waktu, dan penggunaan bahan bakar sesuai spesifikasi bisa mencegah masalah ini muncul.
Jika gejala brebet terus muncul meskipun sudah ganti busi dan bersihkan filter, sebaiknya segera bawa motor ke bengkel untuk pemeriksaan lebih mendalam.