Jakarta, Goodcar.id - Dua nama besar dalam industri kendaraan niaga Jepang, Mitsubishi Fuso dan Hino Motors, akhirnya resmi bergabung. Kabar ini diumumkan langsung oleh Daimler Truck dan Toyota Motor Corporation, yang menandatangani perjanjian final merger kedua entitas truk tersebut pada awal Juni 2025.
Langkah strategis ini bukan sekadar konsolidasi bisnis, melainkan sinyal kuat bahwa industri kendaraan komersial tengah bersiap menghadapi tantangan besar dari elektrifikasi hingga efisiensi logistik global. Lewat merger ini, Jepang menyatukan dua raksasa truk demi membentuk kekuatan baru yang tak bisa dipandang sebelah mata di Asia-Pasifik dan pasar global lainnya.
Holding Baru Mulai Beroperasi April 2026
Perusahaan hasil merger akan berada di bawah sebuah holding company baru yang rencananya mulai beroperasi April 2026, dengan pusat operasional di Tokyo, Jepang. Kepemilikannya akan dibagi rata: 25% dimiliki Daimler Truck dan 25% dimiliki Toyota, sementara Mitsubishi Fuso dan Hino akan menjadi anak usaha sepenuhnya (100%) dari holding tersebut.
Yang menarik, Karl Deppen, CEO Mitsubishi Fuso saat ini, ditunjuk sebagai CEO dari perusahaan gabungan. Langkah ini dianggap mencerminkan kesinambungan dan transisi mulus dalam kepemimpinan, sekaligus penegasan arah strategis perusahaan untuk menjadi pemain kunci dalam transformasi teknologi kendaraan niaga.
Merger ini bukan hanya soal efisiensi operasional, tapi juga tentang misi jangka panjang, mengurangi emisi karbon, mengembangkan teknologi masa depan seperti CASE (Connected, Autonomous, Shared, Electric), serta mengakselerasi penggunaan hidrogen dalam transportasi.
Kendaraan niaga memainkan peran penting dalam logistik dan mobilitas global. Namun, sektor ini juga menghadapi tekanan besar untuk bertransformasi secara berkelanjutan. Dengan bergabungnya Fuso dan Hino, perusahaan baru ini akan memiliki lebih dari 40.000 karyawan dan sumber daya teknologi yang cukup untuk menjadi pelopor solusi truk masa depan yang rendah emisi dan efisien.
Penggabungan dua merek besar ini juga menyiratkan sesuatu yang lebih dalam, kebutuhan mendesak industri otomotif Jepang untuk beradaptasi di tengah kompetisi global dan perkembangan teknologi. Hino sendiri beberapa tahun terakhir dihantam isu emisi dan kepercayaan pasar yang goyah. Di sisi lain, Mitsubishi Fuso di bawah Daimler Truck menunjukkan kinerja positif dalam inovasi kendaraan niaga listrik.
Dengan merger ini, kedua perusahaan bisa saling melengkapi, memperkuat lini produk, dan memangkas biaya riset serta produksi. Apalagi, skala besar sangat dibutuhkan untuk menyaingi pemain lain dari Eropa, China, maupun startup teknologi otomotif global yang agresif menembus pasar.
Satu lagi hal penting perusahaan hasil merger ini akan melantai di Prime Market Bursa Saham Tokyo, mempertegas statusnya sebagai entitas publik. Langkah ini tak hanya memberi kepercayaan pasar, tapi juga membuka peluang ekspansi yang lebih luas melalui dukungan investor global.
Meski nama resmi perusahaan holding belum diumumkan, pernyataan resmi menyebut pengumuman lengkap akan dilakukan beberapa bulan ke depan, seiring proses persetujuan oleh otoritas dan pemegang saham.
Empat petinggi dari Daimler Truck, Mitsubishi Fuso, Toyota, dan Hino secara terbuka menyuarakan optimismenya terhadap merger ini.
Karin Rådström, CEO Daimler Truck, menyebut ini sebagai "langkah bersejarah" yang akan mempercepat solusi transportasi rendah karbon. Sementara Satoshi Ogiso, CEO Hino, menekankan pentingnya sinergi budaya dan semangat kerja sama antara dua perusahaan dengan sejarah panjang.
“Ini adalah momen penting bagi semua pemangku kepentingan,” ucap Karl Deppen, yang tak hanya dipercaya menjadi CEO holding, tapi juga bertugas menyatukan kekuatan dua merek truk legendaris Jepang.
Meski merger ini diumumkan di Tokyo dan Leinfelden-Echterdingen, dampaknya juga bisa terasa di Indonesia, sebagai salah satu pasar kendaraan niaga terbesar di Asia Tenggara. Baik Hino maupun Fuso memiliki jaringan distribusi dan pabrik di Indonesia, serta pangsa pasar yang signifikan di sektor truk ringan hingga berat.
Jika merger ini berhasil mempercepat elektrifikasi dan efisiensi, bukan tidak mungkin Indonesia akan menjadi salah satu basis penting dalam pengembangan truk ramah lingkungan untuk kawasan ASEAN.
Jajaran petinggi aliansi Mitsubishi-Daimler :
Toyota Motor Corporation (President & CEO: Koji Sato),
Hino Motors Ltd. (President & CEO: Satoshi Ogiso)
Mitsubishi Fuso Truck and Bus Corporation
(President & CEO: Karl Deppen).