Beranda / Artikel / BYD Tersandung Skandal Kerja Paksa di Brasil, Kontrak Ilegal, Sita Paspor Pekerja
Artikel

BYD Tersandung Skandal Kerja Paksa di Brasil, Kontrak Ilegal, Sita Paspor Pekerja

Tigor Sihombing
09 June 2025 16:09

CAMACARI, Goodcar.id  – Ambisi global BYD, raksasa mobil listrik asal Tiongkok ini lagi terganjal masalah. Jaksa federal Brasil menuding perusahaan itu dan dua kontraktornya melakukan praktik perdagangan manusia dan kerja paksa dalam proyek pembangunan pabrik kendaraan listrik di negara bagian Bahia. Sebanyak 220 pekerja asal Tiongkok diselamatkan, setelah ditemukan hidup dalam kondisi yang oleh otoritas disebut “mirip perbudakan.”

Pabrik yang dibangun di kota Camacari itu sejatinya menjadi tonggak ekspansi BYD ke Amerika Latin. Tapi proyek yang dijadwalkan rampung Maret 2025 itu kini dibekukan menyusul penyelidikan Kantor Jaksa Buruh Federal (MPT).

Pekerja Tidur Tanpa Kasur, Paspor Disita

Dalam laporan resmi, yang dikutip dari laman media BBC 9 juni 2025, disebutkan MPT menuduhkan kepada BYD jika para pekerjanya tinggal di ruang tanpa kasur, dengan satu toilet dipakai hingga 31 orang. Kebersihan dan kenyamanan nyaris nihil. Jam kerja pun disebut ekstrem, tanpa hak istirahat mingguan.

Lebih parah lagi, banyak dari mereka dipaksa menandatangani kontrak ilegal, dikenai potongan gaji hingga 70%, dan dikenakan biaya tinggi bila ingin mengakhiri kontrak. Dalam praktik ini, mereka terjebak dalam sistem debt bondage, atau ikatan utang yang membuat mereka tak bisa pergi.

Paspor para pekerja juga disita. Semua elemen ini, menurut hukum Brasil, masuk dalam kategori “kondisi kerja seperti perbudakan”.

Jaksa Tuntut Rp700 Miliar

Merespons temuan ini, jaksa menuntut ganti rugi sebesar 257 juta real Brasil atau setara Rp700 miliar dari BYD dan dua mitra kontraktornya. Gugatan diajukan sebagai kompensasi atas pelanggaran berat terhadap hukum ketenagakerjaan dan hak asasi manusia.

“Kasus ini bukan sekadar pelanggaran administratif. Ini menyangkut martabat manusia,” ujar perwakilan MPT dalam konferensi pers yang dikutip sejumlah media lokal.

Hingga berita ini ditulis, BYD belum memberikan pernyataan resmi atas gugatan tersebut. Namun dalam respons sebelumnya, perusahaan menyatakan memiliki kebijakan “nol toleransi terhadap pelanggaran hak asasi manusia dan hukum tenaga kerja.”

Pabrik Camacari seharusnya menjadi fasilitas EV pertama BYD di luar Asia, bagian dari ekspansi besar-besaran ke Brasil—pasar luar negeri terbesar mereka. BYD sudah beroperasi di São Paulo sejak 2015, memproduksi sasis untuk bus listrik.

Kasus ini menyentil realitas industri mobil listrik global, transisi ke energi bersih tidak selalu sejalan dengan etika produksi.

Sementara BYD terus mencetak rekor, bahkan menyalip Tesla dalam penjualan EV di Eropa (data Jato Dynamics, April 2025), pilar keberlanjutan mereka goyah di tingkat paling mendasar, yaitu perlakuan terhadap tenaga kerja.

Sebagi informasi tambahan, Goodcar.id bakal rilis layanan inspeksi mobil @goodspector buat bantu kamu cek kondisi mobil sebelum beli atau dipakai harian.

Pantau terus infonya biar gak ketinggalan layanan praktis dan terpercaya ini!

Tags
perdagangan manusia
brazil
BYD
China
 
Kendaraan Terkait Lihat Semua