Jakarta, Goodcar.id – Kendaraan taktis (rantis) buatan dalam negeri kembali jadi sorotan setelah warganet ramai membicarakan Rimueng. Dalam sebuah sebuah video viral, Rantis Rimueng yang memiliki berat 14 ton itu diperlihatkan melindas sopir ojek online (ojol) dalam demo pada 28 Agustus 2029 di Jakarta.
Hingga akhirnya moment tersebut mengundang kemarahan masyarakat Indonesia,. yang menjadi pemicu demo hingga pagi hari ini 29 Agustus 2025.
Rantis Buatan Dalam Negeri dengan Standar Militer
Di balik momen itu tersimpan fakta menarik, seperti beberapa sumber menyebut jika Rantis Rimueng bukanlah produk mobil militer impor, melainkan hasil karya anak bangsa yang dikembangkan untuk kebutuhan operasional keamanan di Indonesia.
Rimueng, yang berarti “Harimau” dalam bahasa Aceh, dikembangkan oleh PT Pindad bekerja sama dengan berbagai industri lokal. Desainnya memang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan mobil taktis kepolisian, terutama dalam operasi pengendalian massa hingga misi antiteror.
Dengan bobot 14 ton, kendaraan ini termasuk dalam kategori Armoured Personnel Carrier (APC). Seluruh bodi dilapisi baja balistik yang mampu menahan tembakan senjata api berkaliber menengah hingga ledakan ringan. Kapasitas angkutnya mencapai 12 personel bersenjata lengkap, termasuk pengemudi.
Secara fisik, Rimueng memiliki dimensi panjang sekitar 6,3 meter, lebar 2,5 meter, dan tinggi 2,6 meter. Proporsi ini membuatnya tampak gagah sekaligus intimidatif ketika dikerahkan di lapangan.
Untuk urusan tenaga, Rimueng ditopang mesin diesel bertenaga 330 HP dengan torsi maksimum mencapai 1.200 Nm. Tenaga sebesar itu dipadu dengan sistem penggerak 4x4 yang memungkinkan kendaraan melibas berbagai medan, mulai dari jalanan aspal, tanah becek, hingga jalur berbatu.
Suspensi heavy-duty dan ban run-flat juga melengkapi mobil ini, sehingga tetap bisa berjalan meski dalam kondisi darurat. Dari sisi performa, Rimueng mampu dipacu hingga kecepatan maksimum 90 km/jam dengan daya jelajah sekitar 600 km dalam sekali pengisian bahan bakar.
Rantis Rimueng dibekali lapisan baja yang memenuhi standar STANAG Level II. Artinya, kendaraan ini sanggup menahan tembakan peluru kaliber 7,62 mm serta tahan terhadap ledakan granat tangan.
Selain proteksi, Rimueng juga dilengkapi berbagai fitur modern seperti:
Firing port di sisi kanan-kiri bodi untuk memudahkan pasukan menembak dari dalam.
Gun turret di bagian atap yang bisa dipasangi senapan mesin berat.
Sistem komunikasi militer untuk koordinasi di medan operasi.
Air conditioning (AC) khusus militer, yang penting saat bertugas di daerah tropis.
Digunakan Brimob untuk Berbagai Operasi
Korps Brimob Polri tercatat sudah mengoperasikan Rimueng dalam berbagai misi, mulai dari pengamanan demonstrasi, operasi pemberantasan terorisme, hingga pengendalian konflik sosial di beberapa wilayah.
Keunggulan kendaraan ini adalah mobilitasnya yang tinggi meski berbobot besar. Dengan konfigurasi 6x6, Rimueng bisa melintasi medan yang sulit dijangkau kendaraan biasa, sekaligus memberikan perlindungan maksimal bagi personel di dalamnya.
JRimueng menawarkan keunggulan dari sisi ketersediaan suku cadang dan harga yang lebih kompetitif. Karena diproduksi dalam negeri, perawatannya juga relatif lebih mudah.
Bahkan, dengan bobot 14 ton, Rimueng berada di kelas yang sama dengan APC buatan Eropa dan Asia, sehingga tidak kalah dalam hal spesifikasi. Kehadiran kendaraan ini sekaligus menunjukkan bahwa industri pertahanan Indonesia mampu menghasilkan produk dengan standar internasional.