Beranda
 
/
 
Artikel
 
/
 
Penjualan Tesla Jeblok! Ekspor dari China Turun 87%, Ada Apa?
Penjualan Tesla Jeblok! Ekspor dari China Turun 87%, Ada Apa?
 Oktaryan W
  2025-03-14 11:01:41
https://goodcar.id/artikel-mobil/penjualan-tesla-jeblok-ekspor-dari-china-turun-87-ada-apa

Jakarta, Goodcar.id – Tesla mengalami penurunan penjualan yang signifikan, terutama di pasar China. Berdasarkan laporan China EV DataTracker, ekspor Tesla dari Shanghai anjlok hingga 87% pada Februari 2024 dibandingkan tahun sebelumnya. Hanya 3.911 unit yang dikirim ke luar negeri, jauh lebih rendah dibandingkan 30.224 unit pada Februari 2023 dan turun drastis 86,8% dari Januari 2024.

Penurunan ekspor Tesla dari China ini mencatatkan angka terendah sejak Juni 2022, ketika hanya 968 unit dikirim keluar negeri. Tidak hanya ekspor, penjualan ritel Tesla di pasar domestik China juga merosot ke titik terendah sejak Oktober 2022, dengan hanya 26.777 unit terjual. Angka ini turun 11,2% dibandingkan Februari tahun lalu dan 20,6% dibandingkan Januari 2024.

Kontribusi ekspor terhadap total penjualan Tesla China pun anjlok menjadi 12,7% pada Februari 2024, dibandingkan 50,1% di Februari 2023 dan 46,7% pada Januari 2024. Penurunan tajam ini menunjukkan bahwa Tesla menghadapi tantangan berat, baik di pasar domestik China maupun internasional.

Total Penjualan Tesla China Turun Hampir 50%

Jika menggabungkan angka penjualan domestik dan ekspor, Tesla hanya mencatatkan 30.688 unit penjualan dari Shanghai pada Februari 2024. Angka ini turun drastis 49,2% dibandingkan Februari 2023 dan 51,5% lebih rendah dari Januari 2024. Rinciannya adalah sebagai berikut:

Model Y: 8.032 unit (turun 77,8% YoY)

Model 3: 22.656 unit (turun 6% YoY)

Meski penurunan ini sebagian dipengaruhi oleh pergeseran jadwal libur Tahun Baru Imlek yang memengaruhi produksi dan permintaan, tren negatif ini tetap menjadi perhatian bagi Tesla. Dalam dua bulan pertama tahun ini, Tesla mencatatkan total penjualan di China sebesar 60.480 unit, turun 13,6% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Sementara itu, ekspor Tesla dari Shanghai dalam periode yang sama hanya mencapai 33.446 unit, turun 46% dari 61.790 unit pada tahun lalu. Jika dijumlahkan, total penjualan Tesla China (gabungan ekspor dan domestik) pada Januari-Februari 2025 hanya mencapai 93.926 unit, turun 28,7% dibandingkan 131.812 unit di periode yang sama tahun lalu.

Selain itu, di tengah tren penurunan penjualan ini, Tesla meluncurkan Model Y facelift di China pada Januari 2025. Menariknya, peluncuran ini dilakukan lebih awal dibandingkan pasar Eropa dan Amerika Serikat. Pengiriman unit terbaru ini baru dimulai pada 26 Februari.

Model Y facelift ini dibekali dengan baterai 62,5 kWh dari CATL dengan jangkauan hingga 593 km berdasarkan standar CLTC. Harga mulai dari 263.500 yuan (sekitar USD 36.400) untuk varian RWD. Meski Tesla mengklaim telah menerima 200.000 pesanan untuk model ini, banyak di antaranya masih berupa deposit yang bisa dikembalikan. Waktu tunggu pengiriman juga bervariasi, mulai dari 2-4 minggu untuk varian RWD hingga 6-10 minggu untuk varian AWD Long Range.

Di tengah tantangan ini, manuver politik CEO Tesla, Elon Musk, juga mendapat sorotan. Musk sering kali membuat pernyataan kontroversial di media sosial dan mendukung beberapa tokoh politik di Amerika Serikat, yang memicu reaksi beragam dari investor dan konsumen.

Menurut laporan CNBC, beberapa analis percaya bahwa keterlibatan Musk dalam politik berpotensi merugikan Tesla. Dan Ives, analis dari Wedbush Securities, menyatakan, “Investor ingin CEO yang fokus 100% di perusahaannya, bukan yang lebih sibuk di Twitter.” Survei dari Morning Consult juga menunjukkan bahwa citra Tesla mulai memburuk di kalangan pembeli muda dan liberal di Amerika Serikat—dua kelompok yang selama ini menjadi target utama Tesla.

Di China, kebijakan Musk yang cenderung pro-Amerika juga membuat Tesla kehilangan daya tarik dibanding merek lokal seperti BYD. Selain itu, insentif kendaraan listrik di China lebih menguntungkan produsen dalam negeri, yang semakin mempersempit ruang Tesla di pasar tersebut.

Selain faktor internal, Tesla juga menghadapi persaingan ketat dari produsen mobil listrik lokal seperti BYD, NIO, dan XPeng, yang terus meningkatkan kualitas dan menekan harga produk mereka. Dengan insentif dari pemerintah China yang lebih memihak ke produsen dalam negeri, Tesla semakin terdesak.

 
Kendaraan Terkait Lihat Semua