Jakarta, Goodcar.id – Industri otomotif Asia Tenggara memasuki babak baru di 2025. Setelah bertahun-tahun Indonesia mendominasi sebagai pasar terbesar, kini Malaysia sukses mengejutkan dengan menyalip Indonesia dalam penjualan mobil kuartal kedua 2025.
Menurut data dari idnfinancials.com, Malaysia mencatat 183.366 unit mobil terjual di Q2 2025. Sementara itu, Indonesia yang biasanya di puncak, hanya mencatat 169.578 unit, turun sekitar 12% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
“Untuk pertama kalinya, penjualan mobil di Malaysia melebihi Indonesia,” tulis IDN Financials dalam laporannya, mengutip data dari Malaysian Automotive Association (MAA).
Kunci pertumbuhan Malaysia ada pada kombinasi kuat antara mereknya sendiri (Perodua dan Proton) dan peningkatan pesat di segmen mobil listrik. Masih dari sumber yang sama, penjualan EV di Malaysia melonjak tajam sebesar 91%, mencapai 12.733 unit di semester pertama 2025. Di sisi lain, mobil hybrid juga naik 12% menjadi 17.480 unit.
Indonesia Lesu, Penurunan Hampir di Semua Bulan
Sementara itu, Indonesia mengalami penurunan tajam. Data dari Focus2Move menyebutkan bahwa penjualan mobil semester I 2025 menyusut 8,6% dibanding tahun lalu, dengan wholesale 374.740 unit dan retail 390.467 unit.
Stabilnya pasar dan dukungan pemerintah terhadap elektrifikasi menjadi modal besar Malaysia untuk mendekati dominasi Indonesia di pasar otomotif regional.
Penjualan Malaysia bahkan dua bulan terakhir bahkan menunjukkan tren negatif yang mencolok:
Mei 2025: 60.613 unit terjual (turun 15% YoY)
Juni 2025: 57.760 unit (turun 22,6% YoY)
Penurunan ini disinyalir karena pengetatan kredit, harga mobil yang naik, dan melemahnya daya beli masyarakat kelas menengah.
Thailand yang selama ini menjadi rival utama Indonesia di ASEAN kini semakin tertinggal. Menurut laporan AFMA Australia, penjualan mobil di Negeri Gajah Putih terus menurun sepanjang semester pertama 2025.
Pemerintah Thailand bahkan mulai mencoba menghidupkan kembali industri otomotif lewat skema tukar tambah truk tua dan insentif produksi EV dari Mazda.
Meski volumenya masih kecil, Singapura mencatat pertumbuhan tercepat dalam hal adopsi mobil listrik. Dengan penjualan sekitar 43.000 unit di 2025, negara kota ini menjadi pionir dalam elektrifikasi di Asia Tenggara, dengan lebih dari 20% registrasi mobil baru adalah EV (Focus2Move).
Dominasi Indonesia di sektor otomotif ASEAN tak lagi mutlak. Malaysia kini jadi pesaing serius, dengan pertumbuhan stabil dan strategi elektrifikasi yang agresif. Sementara itu, Indonesia harus segera mengatasi penurunan daya beli dan mendorong insentif untuk mobil ramah lingkungan agar tak makin tertinggal.