Jakarta, Goodcar.id – Salah satu topik yang masih jadi bahan perdebatan di kalangan pengguna mobil listrik adalah soal penggunaan fast charging. Teknologi ini memang praktis karena bisa mengisi baterai dalam waktu singkat, tapi banyak riset menunjukkan, jika terlalu sering dipakai, fast charging bisa memperpendek umur baterai.
Baterai mobil listrik umumnya menggunakan teknologi lithium-ion. Menurut penjelasan Department of Energy (DOE) Amerika Serikat, fast charging membuat baterai bekerja pada arus tinggi sehingga suhu baterai meningkat lebih cepat. Kondisi panas berlebih inilah yang memicu degradasi kimia di dalam sel baterai, sehingga kapasitas penyimpanan energi bisa menurun lebih cepat dibanding pengisian normal.
Hal ini juga dibuktikan lewat studi Idaho National Laboratory (INL). Mereka menemukan, baterai yang sering diisi dengan fast charging mengalami degradasi lebih tinggi dibanding baterai yang rutin diisi dengan metode slow charging. Dalam beberapa kasus, perbedaan kapasitasnya bisa mencapai 10–15 persen lebih cepat aus setelah penggunaan bertahun-tahun.
Sejumlah pabrikan besar seperti Tesla dan Hyundai di Amerika Serikat bahkan menyinggung hal serupa dalam buku panduan mereka. Yakni, fast charging boleh digunakan, tapi tidak untuk dijadikan kebiasaan harian. Pengisian standar di rumah dengan daya lebih rendah dianggap lebih ramah untuk umur baterai.
Marketing Dept Head PT Indomobil National Distribution, yang juga menangani Citroen Indonesia, Ulung Putra Windi, mengakui bahwa penggunaan fast charging mengurangi usia baterai.
“Sebenernya pengaruh ke battery health, tapi secara buku panduan memang gak kita cantumin sih,” kata Ulung pada Goodcar.id 21 Agustus 2025.
Selain itu, Brand PR & Digital Senior Manager PT Neta Auto Indonesia, Frietz Frederick, juga menekankan pentingnya kebiasaan pengisian yang tepat. Menurutnya, fast charging memang membantu saat kondisi darurat, tapi kalau terlalu sering dipakai justru bisa mempercepat penurunan performa baterai.
“Lebih dianjurkan menggunakan AC charging untuk kebutuhan harian. Selain lebih ramah terhadap umur baterai, AC charging juga relatif lebih aman dari sisi suhu,” jelas Frietz.
Ia juga menyarankan untuk pemakaian sehari-hari, slow charging di rumah jadi pilihan karena lebih ideal unutk batery health. Sementara fast charging lebih cocok untuk kondisi darurat, misalnya saat perjalanan jauh atau ketika butuh pengisian cepat di jalan tol.
Selain itu, beberapa pakar juga menyebut agar sebaiknya menghindari pengisian hingga 100 persen terlalu sering juga bisa membantu memperpanjang umur baterai. Fitur charging limit yang kini tersedia di banyak mobil listrik bisa dimanfaatkan agar pengisian hanya sampai 80 persen, sehingga sel baterai tidak terus-menerus bekerja pada kapasitas penuh.
Jadi pada dasarnya fast charging enggak melulu harus dihindari sepenuhnya, tapi sebaiknya digunakan sesuai kebutuhan. Dengan kombinasi penggunaan yang tepat, umur baterai mobil listrik bisa bertahan lebih panjang.